Popular Posts

Thursday

AS Gagal Selesaikan Konflik Israel-Palestina

Ini pengakuan yang jujur dari seorang pejabat AS. Asisten Menteri Luar Negeri AS, William Burns mengakui bahwa AS gagal untuk menciptakan perdamaian di Timur Tengah. Burns mengungkapkan hal itu setelah Presiden AS Barack Obama bertemu dengan PM Israel Benjamin Netanyahu di Gedung Putih.
"Saya berharap bisa berdiri di hadapan Anda semua hari ini dan memberikan keterangan tentang kemajuan-kemajuan penting atas upaya yang kami lakukan, tapi nyatanya saya tidak bisa," ujar Burns.
Menurutnya, berbagai dialog yang diupayakan AS untuk perdamaian Timur Tengah tidak membawa hasil. Tapi ia menegaskan bahwa Presiden AS Barack Obama tetap komitmen terhadap solusi dua negara terkait konflik Israel-Palestina dan AS tetap bersikap bahwa Israel harus membekukan seluruh aktivitas pembangunan pemukiman ilegalnya di wilayah Palestina.
"Kami tidak bisa melegitimasi tindakan Israel yang tetap meneruskan pembangunan pemukimannya. Israel jelas-jelas telah melalaikan kewajibannya seperti yang tercantum dalam kesepakan Peta Jalan Damai, bahwa Israel harus membekukan aktivitas pembangunan pemukiman," tukas Burns.
Pernyataan Burns mengisyaratkan bahwa memang telah terjadi perbedaan pandangan antara Obama dan Netanyahu dalam masalah pemukiman Israel. Soal perbedaan pandangan ini berhembus setelah kedua pemimpin itu bertemu di Gedung Putih sehari sebelumnya.
Laporan-laporan menyebutkan bahwa Netanyahu menolak mematuhi desakan Obama yang meminta Israel menghentikan pembangunan pemukimannya di Tepi Barat. Sementara bagi rakyat Palestina, penghentian pembangunan pemukiman Yahudi oleh Israel adalah harga mati untuk melanjutkan negosiasi damai antara Israel-Palestina.
Sikap Netanyahu membawa dampak terhadap otoritas Palestina. Presiden Otoritas Palestina Mahmoud Abbas menyatakan akan mundur dari jabatannya jika AS gagal menekan Israel untuk memenuhi tuntutan rakyat Palestina.
Saat diambil sumpahnya menjadi presiden AS bulan Januari lalu, Obama menyatakan bahwa menyelesaikan konflik Israel-Palestina akan menjadi prioritas utamanya. Tapi pemerintahakan Obama tidak menunjukkan upaya yang besar dan serius untuk membuktikan ucapannya. (ln/prtv)

Hukum Nonton Film Porno

Apakah Nonton Film Porno Termasuk Dosa Besar?
Sesungguhnya Allah swt telah memerintahkan orang-orang beriman untuk menjaga pandangan dari melihat aurat atau kehormatan orang lain, sebagaimana firman Allah swt

قُل لِّلْمُؤْمِنِينَ يَغُضُّوا مِنْ أَبْصَارِهِمْ وَيَحْفَظُوا فُرُوجَهُمْ ذَلِكَ أَزْكَى لَهُمْ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا يَصْنَعُونَ
وَقُل لِّلْمُؤْمِنَاتِ يَغْضُضْنَ مِنْ أَبْصَارِهِنَّ وَيَحْفَظْنَ فُرُوجَهُنَّ وَلَا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلَّا مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَلْيَضْرِبْنَ بِخُمُرِهِنَّ عَلَى جُيُوبِهِنَّ وَلَا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ

Artinya : “Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandanganya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang mereka perbuat. Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya.” (QS. An Nuur : 30 – 31)
Senada dengan ayat diatas, Nabi saw juga telah melarang seseorang melihat aurat orang lain walaupun seorang laki-laki terhadap laki-laki yang lain atau seorang wanita terhadap wanita yang lain baik dengan syahwat maupun tanpa syahwat, sebagaimana sabdanya saw,”Janganlah seorang laki-laki melihat aurat laki-laki (lain) dan janganlah seorang wanita melihat aurat wanita (lain). Janganlah seorang laki-laki berada dalam satu selimut dengan laki-laki lain dan janganlah seorang wanita berada dalam satu selimut dengan wanita lain.” (HR. Al Baihaqi)
Didalam film-film porno, batas-batas aurat atau bahkan inti dari aurat seseorang diperlihatkan dan dipertontonkan kepada orang-orang yang tidak halal melihatnya, ini merupakan perbuatan yang diharamkan baik orang yang mempertontokan maupun yang menontonnya.
Untuk itu tidak diperbolehkan bagi seseorang menyaksikan film porno walaupun dengan alasan belajar tentang cara-cara berhubungan atau menghilangkan kelemahan syahwatnya karena untuk alasan ini tidak mesti dengan menyaksikan film tersebut akan tetapi bisa dengan cara-cara lainnya yang didalamnya tidak ditampakkan aurat orang lain, seperti buku-buku agama yang menjelaskan tentang seks, buku-buku fiqih tentang pernikahan atau mungkin buku-buku umum tentang seks yang bebas dari penampakan aurat seseorang didalamnya.
Meskipun tidak ada nash yang jelas yang secara tegas memberikan hukuman (hadd) kepada orang yang menyaksikan atau melihat aurat orang asing, atau melaknat maupun mengancamnya dengan siksa neraka yang bisa memasukkan perbuatan itu kedalam dosa besar seperti yang disebutkan Imam Nawawi bahwa diantara tanda-tanda dosa besar adalah wajib atasnya hadd, diancam dengan siksa neraka dan sejensnya sebagaimana disebutkan didalam Al Qur’an maupun Sunnah. Para pelakunya pun disifatkan dengan fasiq berdasarkan nash, dilaknat sebagaimana Allah swt melaknat orang yang merubah batas-batas tanah. (Shahih Muslim bi Syarhin Nawawi juz II hal 113)
Atau yang disebutkan oleh Izzuddin bin Abdul Aziz bin Abdus Salam bahwa sebagian ulama mengatakan dosa-dosa besar adalah segala dosa yang disertai dengan ancaman atau hadd (hukuman) atau laknat. (Qawaidul Ahkam Fii Mashalihil Anam juz I hal 32)
Akan tetapi apabila perbuatan itu dilakukan tanpa ada perasaan takut kepada Allah swt, penyesalan atau bahkan menyepelekannya sehingga menjadi sesuatu yang sering dilakukannya maka perbuatan itu bisa digolongkan kedalam dosa besar, sebagaimana pendapat dari Abu Hamid al Ghazali didalam “Al Basiith” bahwa batasan menyeluruh dalam hal dosa besar adalah segala kemaksiatan yang dilakukan seseorang tanpa ada perasaan takut dan penyesalan, seperti orang yang menyepelekan suatu dosa sehingga menjadi kebiasaan. Setiap penyepelean dan peremehan suatu dosa maka ia termasuk kedalam dosa besar.. (Shahih Muslim bi Syarhin Nawawi juz II hal 113)
Atau disebutkan didalam suatu ungkapan bahwa suatu dosa tidaklah dikatakan kecil apabila dilakukan secara terus menerus dan suatu dosa tidaklah dikatakan besar apabila dibarengi dengan istighfar.

Menonton Film Porno Termasuk Perzinahan
Didalam sebuah hadits yang diriwayatkan dari Abu Hurairoh berkata dari Nabi saw,”Sesungguhnya Allah telah menetapkan terhadap anak-anak Adam bagian dari zina yang bisa jadi ia mengalaminya dan hal itu tidaklah mustahil. Zina mata adalah penglihatan, zina lisan adalah perkataan dimana diri ini menginginkan dan menyukai serta kemaluan membenarkan itu semua atau mendustainya.” (HR. Bukhori)
Imam Bukhori memasukan hadits ini kedalam Bab Zina Anggota Tubuh Selain Kemaluan, artinya bahwa zina tidak hanya terbatas pada apa yang dilakukan oleh kemaluan seseorang saja. Namun zina bisa dilakukan dengan mata melalui pandangan dan penglihatannya kepada sesuatu yang tidak dihalalkan, zina bisa dilakukan dengan lisannya dengan membicarakan hal-hal yang tidak benar dan zina juga bisa dilakukan dengan tangannya berupa menyentuh, memegang sesuatu yang diharamkan.Ibnu Hajar menyebutkan pendapat Ibnu Bathol yaitu,”Pandangan dan pembicaraan dinamakan dengan zina dikarenakan kedua hal tersebut menuntun seseorang untuk melakukan perzinahan yang sebenarnya. Karena itu kata selanjutnya adalah “serta kemaluan membenarkan itu semua atau mendustainya.” (Fathul Bari juz XI hal 28)
Adakah Hukuman Bagi Orang Yang Menontonnya
Sebagaimana disebutkan diatas bahwa tidak ada nash yang secara tegas menyebutkan bahwa orang yang melihat atau menyaksikan aurat orang lain, seperti menonton film porno ini dikenakan hukuman (hadd) akan tetapi si pelakunya harus diberikan teguran keras dan tidak ada kewajiban baginya kafarat.Ibnul Qoyyim mengatakan,”Adapun teguran adalah pada setiap kemaksiatan yang tidak ada hadd (hukuman) dan juga tidak ada kafaratnya. Sesungguhnya

kemaksiatan itu mencakup tiga macam :
1. Kemaksiatan yang didalamnya ada hadd dan kafarat.2. Kemaksiatan yang didalamnya hanya ada kafarat tidak ada hadd.3. Kemaksiatan yang didalamnya tidak ada hadd dan tidak ada kafarat.
Adapun contoh dari macam yang pertama adalah mencuri, minum khomr, zina dan menuduh orang berzina. Sedangkan contoh dari macam kedua adalah berjima’ pada siang hari di bulan Ramadhan, bersetubuh saat ihram.Dan contoh dari macam yang ketiga adalah menyetubuhi seorang budak yang dimiliki bersama antara dia dan orang lain, mencium orang asing dan berdua-duaan dengannya, masuk ke kamar mandi tanpa mengenakan sarung, memakan daging bangkai, darah, babi dan yang sejenisnya. (I’lamul Muwaqqi’in juz II hal 183)

Pejuang Palestina Pilih Opsi Muqawama

Kelompok-kelompok Palestina menegaskan opsi muqawama, demikian ujar Fauzi Barhoum, Juru Bicara Hamas dalam wawancara dengan televisi al-AlamHidayatullah.com—Pernyataan ini disampaikan Fauzi Barhoum di TV Al-Alam Sabtu, (7/11). Menurutnya, program nasional Palestina harus ditinjau ulang dan segala bentuk perundingan dengan Zionis dan upaya pemulihan hubungan diplomatik harus diakhiri.Luay Qaryuti, Pemimpin Front Pembebasan Palestina menegaskan kegagalan strategi yang bersandar pada perundingan damai.Khalid al-Batsh, salah seorang pemimpin Gerakan Jihad Islam Palestina kepada al-Alam menuturkan, "Prakarsa Ketua Biro Politik Hamas, Khalid Meshal untuk kembali ke opsi muqawama dan menghentikkan perundingan damai merupakan usulan yang legal."Ditegaskannya, untuk kembali ke pilihan muqawama, Persatuan Nasional Palestina harus terwujud dan masalah internal mereka harus tuntas.Menyinggung mundurnya Mahmoud Abbas dari kompetisi pilpres Otorita Ramallah mendatang, Meshal menegaskan, masalah ini menunjukkan kegagalan perundingan damai dengan Israel yang tidak membuahkan hasil.BertemuSementara itu Ketua Biro Politik Hamas, Khalid Meshal bertemu dengan Ketua Departemen Politik PLO, Faruq Qudumi di kantor perwakilan Hamas di Damaskus.Di depan wartawan hari Ahad, (8/11), Meshal menyebutkan, pertemuan ini dilakukan dalam rangka tukar pendapat antarpimpinan gerakan untuk membahas masalah Palestina yang saat ini sedang mengalami dilema, termasuk mencari solusi yang tepat guna mendorong upaya untuk menghadapi penjajahan Zionis serta keberpihakan Amerika terkait perluasan permukiman Israel.Meshal menyebutkan, “Hubungan kami dengan Qudumi adalah hubungan lama yang sudah terbina. Pertemuan ini juga dalam rangka semangat kami sebagai pemimpin Palestina untuk membahas masalah-masalah yang urgen bagi kepentingan nasional. Masalah dialog menjadi tema utama dalam pembicaraan ini.”Di pihak lain, Qudumi mengungkapkan kegembiraanya dapat melangsungkan pertemuan ini. Ia menegaskan, pertemuan ini terjadi dengan sesama saudara yang memperjuangkan perlawanan sebagai platform gerakan. Hal ini tentu tidak mengherankan.“Kita haru membangun persatuan dan kesatuan yang kuat, setelah kita melewati masa-masa sulit. Setelah kegagalan dalam perdamaian politik kemarin, kita sangat berkepentingan untuk meneruskan platform perlawanan dalam rangka membangun nasionalisme tanpa meninggalkan seorang pun dari kelompok perlawanan yang membawa senjata dalam membebaskan wilayah Palestina yang sudah dipenuhi permukiman Zionis,“ kata Qudumi. [irb/ipl/www.hidayatullah.com]

“War on Terrorism”, Alibi AS untuk Memerangi Islam

AS yang telah membunuhi rakyat Afganistan dan Iraq tak disebut teroris. Demikian juga, Israel yang membunuhi rakyat Palestina tidak disebut terorisHidayatullah.com--Terjadinya global war and terrorism diawali dengan tragedi serangan pada gedung WTC dan Pentagon. Saat itu Presiden AS George W Bush mengultimatum pihak yang dituduhnya melakukan hal tersebut, yakni jaringan Al-Qaidah.Ancaman Bush tersebut sebenarnya bertujuan jangka panjang. Sebab Barat menilai, setelah usai perang dingin melawan Komunis, yang menjadi ancaman Barat berikutnya adalah dunia Islam. Demikian salah satu kesimpulan Jurubicara Hizbut Tahrir Indonesia (HTI), Ismail Yusanto dalam seminar bertajuk, “International Security Facing the Challenge of Terrorism: International Cooperation and Domestic Support” di Fakultas Hubungan Internasional (HI) Unair di Gedung C FISIP Unair, Selasa (10/9).Menurut Ismail, indikasi tersebut telah dibaca oleh para ilmuwan dan pakar. Contoh Samuel P Huntinton dengan perspektifanya yang tertuang dalam buku Clash of Civilization. Oleh karena itu, pascahancurnya WTC dan Pentagon, AS berusaha memberikan efek global dengan istilah war on terrorism (perang terhadap teroris), dan itu berarti perang terhadap Islam. Karena bagi mereka, “teroris” adalah Islam.Hal itu tak mengherankan. Sesaat setelah itu, FBI merilis daftar jaringan “teroris”, 90 persen adalah jaringan dan sel-sel Islam.Anehnya, menurut Ismail Yusanto, kampanye ‘perang melawan teror’ yang dikampanyekan Amerika itu bertolak belakang dengan tindakan AS sendiri yang juga melakukan “teror”.AS sendiri yang telah membunuh rakyat Afganistan dan Iraq tak disebut teroris. Bahkan, Israel yang telah membunuh, mengintimidasi, dan merebut tanah rakyat Palestina tak disebut sebagai teroris.“Seharusnya mereka ini disebut mbahnya teroris,” ujar Ismail yang disambut tawa para peserta.Dia menegaskan, seharusnya AS dan Israel-lah yang harus disebut teroris internasional. Seperti Obama, Presiden AS sekarang, hanya diam saja ketika Israel melancarkan agresinya terhadap warga di Gaza. Seolah-olah Obama tidak tahu hal tersebut.Terkait masalah pengeboman di tanah air, Ismail juga sempat mempertanyakan motif serta sejumlah kejanggalan yang terjadi. Dari sejumlah kasus pengeboman yang ada, ternyata bukan ditujukan ke tempat sasaran perwakilan AS ataupun Australia secara langsung, seperti Bom Bali 1 dan 2. Padahal target yang dibidik adalah AS dan Australia. Yang tak kalah menarik, kaum Muslim yang terkait kasus peledakan, tiba-tiba dikait-kaitkan dengan simbol-simbol Islam dan institusi pendidikan: apakah sang pelaku lulusan pesantren atau lulusan kampus tertentu. Sehingga secara tidak langsung menstigmatisasi, tidak hanya pelaku, namun juga institusinya.Ini sangat berbeda dengan kasus korupsi. “Seharusnya, para koruptor harus diusut, lulusan dari mana? Sehingga jelas, kampus mana yang melahirkan koruptor,” tegasnya. [ans/www.hidayatullah.com]

Hamas dan Tokoh-Tokoh Lembek Palestina

Ada dua hal yang paling menakutkan buat Israel. Pertama, Intifadhah. Kedua, Hamas. Keduanya berhubungan erat, namun nama yang terakhir merupakan mimpi buruk yang tak akan pernah berakhir sampai kapanpun Israel mencoba mengangkangi Palestina.Perjuangan rakyat Palestina tak akan pernah lepas dari nama Hamas. Apa sebenarnya Hamas? Hamas, atau singkatan dari Harakat al-Muqawwamatul Islamiyyah, secara harfiah bisa diartikan sebagai "Gerakan Pertahanan Islam." Sejak berdiri pada tahun 1987, Hamas sudah mendeklarasikan sebagai sebuah gerakan dan partai politik Palestina berhaluan Islam untuk melakukan perlawanan terhadap pendudukan dan penjajahan Israel di Palestina.Pada tahun 2006, partai ini memenangkan pemilu parlemen Palestina. Sejak awal Februari 2007, kelompok ini terlibat konflik dengan kelompok Fatah akibat kekalahan kelompok Fatah di pemilu parlemen 2006. Tujuan pendirian Hamas sangat jelas dan tegas: "mengibarkan panji-panji Allah di setiap inci bumi Palestina". Dengan kata lain: melenyapkan bangsa Israel dari Palestina dan menggantinya dengan negara Islam. Sepanjang sejarah beridirinya, Hamas selalu dipimpin oleh orang-orang yang berpendidikan tinggi. Sebut saja misalnya Abdul Aziz al-Rantissi (dokter spesialis anak), Abdul Fatah Dukhan dan Muhammad Shamaa (keduanya guru), Isa Nashar dan Abu Marzuq (insinyur mesin), Syekh Salah Silada (dosen), dan Ibrahim al-Yazuri (farmakolog).
Sejarah Berdirinya HamasHamas didirikan sebagai bentuk ketidakpuasan terhadap organisasi-organisasi perlawanan Palestina yang lebih dahulu dalam menghadapi Israel. Mereka dinilai lembek dan cenderung kompromistis. Fatah, misalnya, membuka dialog dengan Israel.Peluncuran Hamas menemukan momentumnya dengan kebangkitan Intifadah I, yang bergolak di sepanjang Jalur Gaza. Anak-anak Palestina tak gentar melawan tentara Israel dengan batu-batu sekepalan tangan. Sejak itu, sayap-sayap militer Hamas beroperasi secara terbuka. Mereka meluncurkan sejumlah serangan balasan—termasuk bom syahid—ke kubu Israel.Pada Agustus 1993, Yasser Arafat, presiden PLO, duduk semeja dengan Perdana Menteri Israel Yitzhak Rabin. Hasilnya adalah Deklarasi Oslo. Rabin bersedia menarik pasukannya dari Tepi Barat dan Jalur Gaza serta memberi Arafat kesempatan menjalankan sebuah lembaga semiotonom yang bisa "memerintah" di kedua wilayah itu. Arafat "mengakui hak Negara Israel untuk eksis secara aman dan damai". Hamas? Tidak sedetik pun menyetujui perjanjian ini.
Tujuan Hamas: Usir Israel dari Bumi PalestinaIsrael AS, dan Uni Eropa menetapkan Hamas sebagai organisasi teroris. Namun bagi rakyat Palestina, Hamas adalah kekuatan tempur yang sah membela Palestina dari pendudukan militer Israel yang brutal. Karena sangat membumi dengan akar rumput dan hidup-mati Palestina, tidak heran jika Hamas menjadi organisasi Islam terbesar Palestina.Dalam perjalanannya, Hamas kemudian dibagi menjadi dua bidang utama operasi, yaitu: pertama, Program-program sosial seperti membangun sekolah, rumah sakit dan lembaga-lembaga keagamaan. Kedua: operasi militer yang dilakukan oleh Brigade Izzudin Al Qassam. Perjuangan Tak Kenal HentiMeskipun berbagai operasi melawan Israel dan sekutu generiknya Yasser Arafat dengan PLO, Hamas merasa memiliki hak veto yang efektif atas proses dengan meluncurkan serangan bom syahid. Dalam hal ini melawan penjajah Israel memang dilakukan dengan berbagai cara.Di kota-kota dan kamp-kamp pengungsi yang dikepung oleh tentara Israel, Hamas masih sempat mengorganisasi klinik dan sekolah-sekolah yang berfungsi sepenuhnya untuk rakyat Palestina. Ibarat kata, Israel mengakui dan menyebut Hamas sebagai “tak ada matinya.”Setelah kematian Arafat pada tahun 2004, Otorita Palestina diambil alih oleh Mahmoud Abbas. Abbas berpandangan bahwa serangan roket Hamas sebagai sesuatu yang kontraproduktif, tetapi Abbas—sama seperti Arafat—tak pernah menyinggung sedikitpun serangan dan penindasan Israel yang brutal.Ketika Hamas meraih kemenangan mutlak dalam pemilu legislatif Palestina pada tahun 2006, panggung politik yang sengit dengan Fatah, meletus.Hamas menolak segala upaya perjanjian dengan Israel, dan tak akan pernah mengakui legitimasi Israel legitimasi dalam bentuk apapun. Termasuk konsep dan ide dua negara. Khaled Misyaal, ketua biro politik Hamas, mengatakan, “Mengakui ide dua negara berarti mengakui penjajahan Israel terhadap Palestina.”Pembunuhan Terhadap Tokoh-Tokoh HamasDalam dua dekade terakhir ini, tak ada satupun hal lain yang telah menjadi berita pembunuhan paling banyak daripada Hamas. Selama bertahun-tahun Hamas telah kehilangan banyak anggota karena pembunuhan yang dilakukan Israel.Syekh Yassin tewas dalam serangan rudal pada 22 Maret 2004. Abdul Aziz al-Rantissi muncul sebagai pemimpin Hamas di Gaza sebelum dia juga dibunuh enam minggu kemudian pada tanggal 17 April. Yahya Ayyash, arsitek terbaik Palestina, dibunuh pada Desember 1995. Pejabat Hamas terkemuka lainnya dibunuh oleh Israel termasuk Ismail Abu Shanab, pada Agustus 2003, dan Izz al-Din pemimpin Brigade Qassam Salah Shehada, pada bulan Juli 2002.Khaled Meshaal, yang kini berbasis di Suriah, menjadi pemimpin kelompok secara keseluruhan. Namun, tokoh-tokoh politik yang lebih moderat juga muncul sebagai pemain penting dalam gerakan Hamas. Salah satunya adalah Ismail Haniya, mantan asisten Sheikh Yassin, yang ditunjuk untuk sebuah "kepemimpinan kolektif" di wilayah-wilayah tertentu.Mengikuti Pemilu, Menang dan Diboikot Pada Januari 2006, Hamas melangkah ke arena politik formal. Secara mengejutkan, Hamas mendulang kemenangan—meraih 76 dari 132 kursi dalam pemilihan anggota parlemen Palestina. Hamas mengalahkan Fatah, partai berkuasa sebelum pemilu saat itu. Kabinet yang didominasi orang Hamas terbentuk.Namun, akibatnya, dunia internasional—tanpa alasan yang jelas dan masuk akal—beramai-ramai menyatakan pemboikotan akan kemenangan Hamas tersebut. Toh Hamas sama sekali tidak peduli. Tanpa adanya parlemen atau apapun, perjuangan Hamas tetap satu dan tak pernah goyah: mengenyahkan penjajahan Israel di bumi Palestina.Sekarang, Palestina terus dikepung dan dihabisi sampai titik darah terakhir. Kota-kota dan setiap jengkal bumi Palestina diambil, namun Hamas—seperti yang termaktub dalam cita-citanya: masih dan akan terus berdiri di tanah Palestina. (sa/bbc/eramuslim)

Ada “Udang” di Balik Gempa

Tidak ada pemberian besar yang tanpa pamrih, maka sudah sewajarnya jika umat Muslim yang terkena bencana selalu waspada atas setiap bantuan yang diterimanyaHidayatullah.com--Tanggal 30 September 2009 pukul 17:16:09 WIB gempa berkekuatan 7,6 skala Richter mengguncang Kota Pariaman dan sekitarnya. Gempa tektonik 7.6 SR ini terjadi pada pukul 17.16.09 WIB pada episentrum 0,84 Lintang selatan (LS) dan 99,65 bujur timur (BT), kedalaman 71 kilometer, sekitar 57 km barat laut Pariaman Provinsi Sumbar.Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat setidaknya lebih dari 500 bangunan hancur akibat gempa tersebut. Sekitar 200.000 warga rumahnya rusak berat dan menjadi pengungsi, dan lebih dari 1000 orang meninggal dunia.Bantuan dari luar negeri datang silih berganti. Dari Australia, Inggris, Tiongkok, Jerman, Jepang, Uni Eropa, Malaysia, Singapura, Korea Selatan, Swiss, Denmark, dan AS. Selain membawa tim kesehatan dan penyelamat ke lokasi, negara-negara itu memberikan bantuan finansial. Meski belum menyebut angka secara persis, pejabat Indonesia menyatakan bahwa sumbangan tersebut mencapai jutaan dolar AS.Sebanyak 20 petugas medis dan pakar logistik dari Estonia juga terbang ke Indonesia, Jumat (2/10). Mereka bergabung dengan misi kemanusiaan lain untuk membantu para korban gempa. Tim dari negara bekas pecahan Uni Soviet tersebut terdiri atas perawat, ahli bedah, dan pakar anestesi. Fokus pada operasi pasca-trauma. Tim itu berada di Padang selama tiga pekan.Itu tim medis kedua dari Estonia yang membantu korban bencana di Indonesia. Sebelumnya, Estonia mengirimkan tim penyelamat ke Aceh saat musibah gempa dan tsunami pada akhir 2004.Nun jauh di daratan Eropa, Christian Today (3/10) melaporkan bahwa Christian Aid Inggris telah mengirimkan bantuan senilai 100.000 pound. Bersama partnernya di Indonesia, Yakkum Emergency Unit, mereka telah mengirimkan tim ahli medis dan logistik sebanyak delapan orang ke daerah Pariaman. Christian Today, adalah salah satu media milik organisasi Kristen di Amerika. Tim itu memberikan bantuan kepada sekitar 1.500 orang dengan membagikan selimut, keperluan hieginis pribadi dan bayi, serta terpal.Mereka juga mencari tahu tentang trauma yang diderita anak-anak, serta menyiapkan sistem penjernihan air.Tak hanya organisasi gereja luar negeri, Gereja Protestan Mentawai dan Dewan Gereja Sumatera Barat, --yang pernah mendapatkan pelatihan manajemen bencana dari Yayasan Tanggul Bencana (YTB), rekanan dari Christian Aid di Indonesia—ikut bergerak mencari tahu apa saja kebutuhan yang diperlukan korban yang selamat serta menyalurkan bantuan.YTB mengirimkan makanan, susu untuk anak-anak dan wanita hamil, obat-obatan, generator listrik darurat, dan peralatan komunikasi satelit ke beberapa wilayah bencana.Church World Service menyediakan empat perlindungan sementara beserta perlengkapannya, seperti tikar plastik, selimut, dan keperluan bayi di wilayah Pariaman.Kantor Berita Antara (3/10) melaporkan bahwa World Vison berkomitmen memberikan bantuan senilai USD 2 juta dalam jangka waktu 90 hari dalam bentuk paket kepada keluarga korban gempa.Dalam situs organisasi internasional yang mengumpulkan bantuan dari berbagai gereja dan umat Kristen di seluruh dunia ini, disebutkan bahwa mereka memberikan paket bantuan sebanyak 12.000 paket, yang didistribusikan oleh 17 orang stafnya secara langsung kepada korban. Di samping itu mereka juga memberikan bantuan pendampingan terhadap anak-anak yang trauma dengan mendirikan 13 Ruang Sahabat Anak World Vision di Padang dan Pariaman.World Vision, yang salah satu misinya selalu berusaha untuk merefleksikan Yesus di setiap komunitas, juga memberikan layanan klinik bergerak gratis, dengan mengunjungi beberapa tempat di wilayah bencana.Lembaga bantuan internasional umat Katolik, Caritas, melalui Karina --cabangnya di Indonesia--, juga terjun ke wilayah bencana. Pekan pertama saja Caritas telah menyalurkan 700 tenda dan makanan.Tidak hanya dari organisasi bantuan Kristen dan Katolik, Israel yang negaranya senang menyengsarakan bangsa Palestina, ternyata tertarik juga memberikan bantuan kepada bangsa Indonesia. Dana sebesar USD 500.000 disiapkan untuk korban gempa Padang.Beth Am, organisasi Yahudi di AS menyediakan kotak amal Beth Am's Tzedekah, yang pada bulan Oktober dikhususkan untuk memberi bantuan kepada korban gempa Padang. Sumbangan mereka disalurkan melalui American Jewish Joint Distribution Committee (JDC).Bantuan korban bencana terus mengalir dari berbagai pihak. Tak terkecuali dari Obor Berkat Indonesia (OBI) Jakarta. Bantuan sejumlah logistik OBI tiba di posko kepolisian udara di Jl. Imam Bonjol, Padang, beberapa saat setelah bencana terjadi.OBI menerjunkan sekitar 60 tim medis dan 20 dokter dari Jakarta. Mereka juga membawa obat-obatan. Mereka berada di Padang hingga masyarakat korban gempa betul-betul pulih.Obor Berkat Indonesia (OBI) merupakan LSM yang mendapat dukungan penuh MAF (Mission Aviation Fellowship). Menurut pantauan reporter www.hidayatullah.com biro Padang, sehari setelah gempa, tim medis OBI sudah tiba di Padang dengan penerbangan MAF. Gempa AkidahSejumlah wilayah di Indonesia berulang kali memang dilanda gempa bumi. Dalam rentang waktu yang terbilang singkat, gempa mengguncang Tasikmalaya, Yogyakarta, Aceh, Nusa Tenggara Barat, Toli-Toli, dan Sulawesi Tengah. Akibat gempa tidak hanya merusakan bangunan, namun banyak menelan korban jiwa. Menurut Kepala Badan Geologi Departemen ESDM R Sukhyar, potensi gempa di Indonesia memang terbilang besar, sebab berada dalam pertemuan sejumlah lempeng tektonik besar yang aktif bergerak. Daerah rawan gempa tersebut membentang di sepanjang batas lempeng tektonik Australia dengan Asia, lempeng Asia dengan Pasifik dari timur hingga barat Sumatera sampai selatan Jawa, Nusa Tenggara, serta Banda.Kemudian interaksi lempeng India-Australia, Eurasia, dan Pasifik yang bertemu di Banda serta pertemuan lempeng Pasifik-Asia di Sulawesi dan Halmahera.Kata Sukhyar, terjadinya gempa juga berkaitan dengan sesar aktif. Di antaranya sesar Sumatera, sesar Palu, atau sesar di yang berada di Papua. Ada juga sesar yang lebih kecil di Jawa, seperti sesar Cimandiri, Jawa Barat.Masalahnya, kondisi seperti, diakui Sukhyar, belum ada teknologi yang dapat memprediksi baik waktu, tempat dan intensitas gempa di Indonesia, maka zona-zona yang masuk rawan gempa harus mendapat perhatian.Keterbatasan alat, teknologi, dan ilmu ini, barangkali membuat pihak-pihak asing lebih cepat dibanding orang Indonesia dalam menangani gempa yang sering terjadi di Indonesia. Lebih dari itu, masalah yang dikhawatirkan adalah hadirnya ‘misi” lain di luar bantuan kemanusiaan.Contoh terbaru adalah dugaan “pemurtadan” berkedok bantuan. Kasus ini terjadi tanggal 28 Oktober lalu, ketika ketika aparat menyita 24 buah Injil.Dugaan kasus pemurtadan di kawasan Patamuan, Padang Alai, Kabupaten Padang Pariaman, tercium pihak Polresta Pariaman. Polresta berhasil menyita 24 buah Injil. Selain itu, juga menyita selebaran dan komik anak-anak dengan judul "Si Bodoh" dan "Bagaimana Caranya Jadi Kaya", yang diduga disebarkan ke sekolah-sekolah.Pelaku pemurtadan itu tiga orang, mereka juga memberikan bantuan uang. Bagi orang dewasa Rp10 ribu/orang, anak-anak Rp5.000/orang.Kasat Reskrim Polresta Pariaman, AKP Hendri Yahya, menyebutkan, pelaku St dan RG berasal dari California, AS, didampingi penerjemah mereka, Doni, dari Jakarta."Kita sudah mengkopi paspor dan identitas mereka, kini tengah dilacak organisasi mereka," katanya.Ia menambahkan, pihaknya belum bisa menetapkan tindakan atas kasus tersebut. Bila sudah, Mabes Polri yang akan menangani, ujarnya, dikutip TV One.Untuk upaya pemurtadan itu, aparat memiliki bukti video rekaman ponsel berisi ajakan murtad berdurasi 48 detik di Kabupaten Padang Pariaman.Atas bukti-bukti kecil itu, telah membuat sebagian kalangan Islam tersengat. Ulama Sumbar, Buya Mas’oed Abidin, segera mengajak masyarakat mewaspadai “pemurtadan” berkedok bantuan kemanusiaanMantan Ketua Dewan Dakwah Islamiah Indonesia (DDII) Provinsi Sumatra Barat (Sumbar) itu, Buya H. Mas`oed Abidin mengingatkan masyarakat daerah itu, terutama yang terkena bencana gempa bumi, jangan sampai berubah akidah karena berharap bantuan.Lebih jauh, ia menyayangkan adanya relawan yang berkedok menyalurkan bantuan kemanusiaan untuk memurtadkan (mengkafirkan) masyarakat yang memeluk Islam."Betul sejumlah masyarakat Sumbar pascagempa tengah berada dalam keadaan susah, lapar, dan rumah rusak. Namun, bukan berharap bantuan untuk mengubah akidah (agama) mereka," kata Buya menyesalkan ulah oknum tak bertanggung jawab tersebut.Jadi, relawan yang ingin merusak akidah masyarakat Minang, kembali sadar dan sebaiknya membawa pulang kembali misi tersebut jauh-jauh."Masyarakat korban berharap benar bantuan yang disalurkan dengan ikhlas tanpa ada iming-iming mengkafirkan," katanya.Ia menambahkan, kalau ada "udang di balik batu", sebaiknya tak salurkan bantuan. Untuk itu, masyarakat Sumbar yang berada di daerah terkena bencana gempa beberapa waktu lalu, diminta tak terpengaruh dengan bantuan yang sampai mengubah akidah."Harga Islam bukanlah sebungkus mie instan. Lebih baik masyarakat makan tanah dan berlindung di bawah langit daripada akidah berubah," katanya mengingatkan masyarakat.Masalahnya, ketika kita semua mengeluhkan adanya “gempa akidah”, mengapa organisasi Islam selalu lebih lambat datangnya? [dija/anshor/cha/www.hidayatullah.com]

Sunday

Sebuah Klinik Minta Maaf Karena Masalah Kerudung

Sebuah klinik di Dallas akhirnya meminta maaf, setelah sebelumnya berupaya melarang seorang wanita Muslim bekerja di sana dengan memakai kerudung

Hidayatullah.com--Sebuah klinik di pinggiran kota Dallas, AS, meminta maaf karena saat melakukan wawancara telah mengatakan kepada seorang dokter wanita Muslim bahwa ia tidak diperbolehkan mengenakan kerudung ketika bekerja.

Dr. Hena Zaki asal Plano, mengatakan bahwa dirinya terkejut ketika para pejabat CareNow, yang mengoperasikan 22 klinik di wilayah Dallas-ForthWorth, mengatakan kepada dirinya secara langsung dan kemudian lewat e-mail bahwa kebijakan tanpa-topi diterapkan secara melebar kepada dirinya. Dalam hal ini kerudung yang dikenakannya.

Zaki sedang mengunjungi sebuah klinik CareNow di Allen, Texas, 2 pekan lalu ketika direktur regional klinik itu mengatakan kepadanya agar tidak terkejut dengan kebijakan yang diterapkan selama orientasi.

"Ia menyela sesi wawancara dan mengatakan tidak ingin saya menanggapinya secara salah," kata Zaki. "Seperti semacam pemberitahuan."

Jumat, Presiden CareNow Tim Miller mengatakan kepada AP, "Sungguh saya ingin menyampaikan permintaan maaf atas kesalahpahaman, tapi menurut saya, sepertinya tidak ada dari apa yang kami lakukan itu salah, dan kebijakan kami salah."

Hari berikutnya, sebagaimana yang dilansir MyFox Dallas, Miller menulis sebuah pernyataan, "Kami meminta maaf kepada Dr. Zaki atas kesalahpahaman. Kami akan mengklarifikasi kebijakan kami, dan kami akan terus mengasah kepekaan kami."

"CareNow di masa lampau telah mengakomodasi (kepentingan) agama para pegawai," katanya, seraya menambahkan bahwa perusahaan tertarik untuk "duduk bersama dengan Dr. Zaki untuk membicarakan pekerjaan."

CareNow mengatakan bahwa mereka tidak melakukan diskriminasi berdasarkan ras, jenis kelamin, agama, atau negara asal, ketika membuat kebijakan kepegawaian. Undang-Undang Hak Sipil mewajibkan perusahaan untuk mengakomodasi kepentingan agama para pegawainya.

Zaki yang sedang mencari pekerjaan, setelah selesai melakukan tugas sebagai dokter muda di Universitas Texas, telah mengenakan kerudung sejak usia 14 tahun. Ia mengatakan di tempat lain ia bekerja, dirinya tidak pernah mendapat masalah karena kerudungnya.

"Itu (kerudung), bukan sebuah topi," katanya. "Bukan memorabilia olahraga." [di/fxn/www.hidayatullah.com]

Teroris Yahudi Mengaku Utusan Allah Yang Bertujuan Bunuh Warga Palestina

Seorang pemukim Yahudi kelahiran Amerika telah ditangkap atas tuduhan selama 12 tahun melakukan pembunuhan serta melakukan tindakan kebencian serta kejahatan terhadap warga Palestina di Tepi Barat, surat kabar Haaretz melaporkan pada hari Senin kemarin (2/11).

Polisi Israel mengatakan bahwa Yaakov Teitel (37 tahun),mengaku telah membunuh dua warga Palestina dan menanam sebuah bom yang mengakibatkan seorang anak laki-laki dari sebuah keluarga Yahudi Mesianik di Ariel mengalami luka serius.

Pria Yahudi kelahiran Amerika tersebut merupakan pemukim Yahudi Shvut Rachel di wilayah pendudukan tepi barat dan bekerja sebagai penjaga pemukiman Yahudi.

Ia ditangkap pada tanggal 7 Oktober di lingkungan Al-Quds (wilayah pendudukan Yerusalem) yang dihuni oleh pemukim Ultra-Yahudi.

Penahanan dirinya dirahasiakan oleh pihak kepolisian.

Pihak berwenang Israel menemukan sebuah gudang senjata, termasuk senapan sniper, sebuah senapan mesin M15, M16 senapan otomatis dan pistol Glock, serta pabrik pembuatan bom di rumahnya.

Dia juga mempunyai enam senapan dan tiga pistol, yang ia selundupkan ke Israel dari Amerika Serikat dalam sebuah wadah pengiriman.

Teitel membuat ruangan di rumahnya menjadi tempat ia bereksperimen dengan bahan peledak. Polisi mengatakan ia telah menjadi ahli dalam membuat bom.

Utusan Tuhan

Teitel lahir di Florida dan tinggal di Israel sejak tahun 1990-an.

Dia mengatakan kepada polisi penyidik, dia adalah "utusan Allah di Israel" dan tujuannya datang ke Israel pada tahun 1997 untuk membunuh rakyat Palestina.

Dia mengakui bahwa pada bulan Juli 1997, ia menembak dan membunuh Sameer Bleesy, seorang sopir taksi Palestina dari Al-Quds.

Beberapa bulan kemudian, ia menembak dan membunuh Issa Mustafa, dari kota Yatta dekat Tepi Barat kota Al-Khalil (Hebron).

Teitel mengatakan bahwa dalam kedua pembunuhan tersebut ia menggunakan pistol yang ia selundupkan lewat maskapai penerbangan Inggris British Airways yang terbang ke Israel.

Tak lama setelah pembunuhan kedua, ia kembali ke AS dan tinggal di sana selama tiga tahun.

Ketika ia kembali ke Israel pada tahun 2000 polisi menginterogasi dirinya sehubungan dengan dua pembunuhan dua warga Palestina. Namun Teitel kemudian dibebaskan tanpa syarat dan lisensi pistolnya tidak dicabut.

Menurut polisi rahasia Shin Bet, dia juga menanam bahan peledak di depan rumah seorang keluarga Palestina di desa Sajur, dekat Ramallah, pada Maret 2003.

Setahun kemudian Teitel memasukkan racun ke dalam botol-botol jus di sebuah desa Palestina dekat pemukiman Eli.

Pada April 2007, dia menanam bahan peledak di kawasan pemukiman Arab di dekat Beit Shemesh.

Teitel mendapat cap sebagai seorang Yahudi "teroris" di media Israel.

Kalau dirinya dinyatakan bersalah, ia akan satu sel dengan yahudi pembunuh yang lain termasuk Baruch Goldstein yang membantai 29 orang jamaah sholat subuh Palestina di dalam masjid Al-Khalil pada tahun 1994.

Pemukim Yahudi yang lain dari dari wilayah pemukiman Yahudi Shvut Rachel telah ditangkap pada tahun 2005 atas pembunuhan lima warga Palestina.(fq/iol)

Israel Kembali Serang Al-Aqsa

Mengapa dunia internasional tidak juga peduli pada Palestina? Mengapa pula dunia Israel tidak menganggap Israel sekarang serius dalam menyerang MasjidAl Aqsa, tempat suci ketiga bagi umat ini?

Hanya dalam hitungan kurang dari satu bulan, para penjajah Yahudi itu sudah melakukan beberapa kali penyerangan. Dan kali ini yang terjadi kedua kalinya.

Bentrokan meletus sebelumnya hari Minggu ketika pasukan Israel menggunakan granat, gas air mata dan peluru karet yang dilemparkan ke halaman masjid, menghalau semua jamaah Palestina yang tengah berkumpul di dalam masjid.

Sudah seharusnya dunia Islam berjaga-jaga setiap kali memasuki bulan November atau Desember. Dalam peristiwa-peristiwa sebelumnya yang membunuh dan menghapus sejarah Islam, Yahudi lebih sering melakukannya di bulan-bulan ini.

Ingat, invasi Cast Lead tahun kemarin dilakukan pada akhir Desember. Saat itu, Israel menewaskan lebih dari 1500 orang Palestina. Termasuk ibu-ibu dan anak-anak yang tak berdaya.

Rakyat Palestina sendiri--dengan tetap dipimpin oleh Hamas, tetap tak akan pernah menyerah. Semua ikut terlibat. Tua muda, lelaki dan perempuan. Gaza bukan hanya milikPalestina, dan juga menjadi simbol perlawanan langsung dunia Islam terhadap penjajahan Israel saat ini.

Saat ini, Israel terus-terusan mengepung kompleks masjid Al-Aqsa. Mereka masih menggunakan gas air mata dan peluru karet. Yang menahan mereka dari menggunakan senjata api mungkin saat ini karena debat panas di PBB dan adanya laporan Richard Goldstone.

Sementara negara-negara Islam diam seribu bahasa. Mesir, negeri tetangga sedang sibuk seputar suksesi Mubarak. Arab Saudi tengah kelimpungan mengurus haji dan feminisme. Sedangkan negeri Muslim terbesar di dunia, konon tengah panas dengan dagelan pemberantasan korupsi.

Semoga, serangan kedua kalinya Israel ini mulai bisa membuka kembali kesadaran kita akan kejamnya para Zionis. Jangan lupakan Palestina! (sa/wb)


Senator Amerika Ingin Pindahkan Kedutaan AS ke Al Quds

Sejumlah senator Amerika mengatakan bahwa Israel berhak jadikan Al Quds sebagai ibukota

Hidayatullah.com--7 Anggota senator Amerika terang-terangan ungkapkan rencana pemindahan kedutaan mereka dari Tel Aviv menuju Al Quds. Hal ini telah mereka nyatakan pada hari Kamis (6/11) kemarin.

Salah satu anggota senator partai Republik dari wilayah Kansas, Sam Brownback mengatakan,”Sejak dulu Amerika mengakui bahwa Israel berhak menjadikan Al Quds sebagai ibukota mereka.”

Jika melihat prosedur yang berlaku, rencana ini sebenarnya baru bisa direalisasikan setelah ada persetujuan dari kepala negara. Sebab itulah Brownback berusaha agar rencana ini terealisasi, dengan cara membuat peraturan yang bisa membuat rencana ini tetap terwujudkan, walau tanpa ada persetujuan presiden.

Sejumlah sentor juga telah memberikan dukungan atas rencana ini. Mereka adalah, Jim Inhofe, Jon Kyl, John Cornyn, David Vitter dan Jim Bunning dari Partai Republik, serta Senator independen Joe Lieberman.

Sebagaimana diketahui, bahwa pada tahun 1950 Israel telah mengumumkan bahwa Al Quds adalah Ibukota mereka. Dan pada perang tahun 1967, wilayah Al Quds Timur telah dicaplok oleh mereka. [tho/afp/hidayatullah.com]

Banyak Pemuda Swedia Yakin AS Di Balik Peristiwa 9/11

Ternyata tidak sedikit pemuda Swedia yang yakin bahwa pemerintahan George W. Bush otak dibelakang serangan 9/11

Hidayatullah.com--Sebuah jejak pendapat menunjukkan satu dari lima orang Swedia berusia di bawah 30 tahun meyakini bahwa pemerintah George W Bush berada di balik serangan terhadap gedung WTC di New York 11 September 2001. Serangan teroris yang merontokkan ikon kota New York.
Jejak pendapat yang dilakukan oleh Novus Opinion itu merupakan gagasan dari program televisi Swedia Kalla Fakta, yang awal bulan ini menyoroti Truth Movement, sebuah kelompok internasional yang mendukung teori konspirasi bahwa jaringan Al-Qaida bukanlah pihak yang bertanggung jawab atas peristiwa 9/11.

Kelompok yang juga dikenal sebagai "Komunitas Penelitian 11 September" itu berpendapat, berdasarkan fakta yang ada pemerintah AS adalah pihak yang mengatur serangan yang konon memakan korban 3.000 orang itu. Dengan tujuan tidak lain untuk melegitimasi kebijakan perang melawan teror.
Seribu orang disurvey melalui sebuah panel di internet. Hasilnya menunjukkan, jumlah anak muda Swedia yang sependapat dengan Truth Movement cukup signifikan.

Jejak pendapat Novus menunjukkan, sebanyak 70% responden berpendapat Al-Qaida berada dibalik serangan 9/11. Sementara 7% responden tidak berpendapat demikian.

Di antara mereka yang berusia di bawah 30 tahun, hanya 58% yang percaya Al-Qaida bertanggung jawab atas peristiwa tersebut. Sementara 15 persennya tidak meyakini Al-Qaida yang bersalah.

Ketika ditanya apakah pemerintah AS yang merancang serangan itu, sebanyak 8% responden mendukung teori konspirasi itu. Sementara sebanyak 64% persen lainnya menolaknya.

Di kalangan responden di bawah usia 30 tahun, sebanyak 51% menolak teori konspirasi tersebut. Responden muda yang percaya pemerintah AS dibalik serangan 9/11 jumlahnya 8%.

Sebanyak 31% orang muda yang disurvey mengatakan mereka tidak tahu mana yang harus dipercayai.[di/tlse/www.hidayatullah.com]
Intelektual asal AS Noam Chomsky mengingatkan dunia internasional agar tidak terlalu banyak berharap Presiden AS Barack Obama akan melakukan perubahan signifikan dalam gaya pemerintahan dan kebijakan negeri Paman Sam itu. Menurut Chomsky, AS di bawah kepemimpinan Barack Obama masih akan mempertahankan apa yang disebut Chomsky "prinsip-prinsip mafia" dalam kebijakan luar negerinya.

"Ketika Obama resmi menjadi presiden, Condoleezza Rice bilang Obama akan melanjutkan kebijakan Bush dan sedikit banyak itulah yang terjadi. Yang berbeda cuma gaya retorikanya saja. Padahal yang dibutuhkan adalah perbuatan baik buka cuma retorika. Tindakan yang baik akan memunculkan cerita yang berbeda," ujar Chomsky.

Ia mengungkapkan hal tersebut dalam ceramahnya di School of Oriental and African Studies (SOAS) di London, Inggris. Pada kesempatan itu, Chomsky membeberkan berbagai contoh doktin-doktrin kebijakan luar negeri AS sejak berakhirnya Perang Dunia II sampai masa pemerintahan Obama.

Menurutnya, tidak ada perubahan mendasar dalam konsep fundamental kebijakan luar negeri AS. AS masih tetap berpegang pada keyakinan tradisionalnya bahwa jika AS bisa menguasai dan mengkontrol sumber-sumber energi di Timur Tengah, maka AS bisa menguasai dan mengendalikan dunia. Chomsky menyebut doktrin yang diterapkan AS dalam kebijakan luar negerinya untuk medominasi dunia itu sama dengan "prinsip mafia".

Iran dan Irak

"Seorang Godfather (sebutan untuk bos mafia) tidak mentoleransi 'para pembangkangnya, apalagi jika pembangkang itu sukses'. Bagi AS, bersikap seperti itu sangat berbahaya dan oleh sebab itu bagi AS, pembangkang harus disingkirkan agar yang lain tahu bahwa ketidakpatuhan pada AS bukan sebuah pilihan. Pembangkang yang sukses, bagi AS merupakan "virus" yang bisa menular kemana-mana,"papar Chomsky.

Dan salah satu "virus" yang ditakutkan AS sampai saat ini adalah Iran. Ketakutan itu sudah ditunjukkan AS saat menumbangkan parlemen Iran yang terpilih secara demokratis pada tahun 1953. "Tujuan AS waktu itu adalah ingin mengendalikan sumber-sumber minyak Iran," kata Chomsky.

Tapi AS kembali harus menghadapi "virus" pembangkangan pada tahun 1979, ketika pecah revolusi Islam Iran. Kali ini, upaya AS untuk memusnahkan "virus" itu dengan membujuk militer Iran, gagal total. Dan AS beralih memberikan dukungan pada pemimpin Irak, Saddam Hussein saat untuk melakukan invasi ke Iran.

"Sampai detik ini, AS masih terus 'menyiksa' Iran dengan sanksi dan alat tekanan lainnya," sambung Chomsky.

Ia mencibir tudingan yang menyebutkan kemungkinan Iran membangun program nuklirnya untuk membuat persenjataan. Ia malah menyebutkan bahwa AS-lah yang sudah menyiapkan senjata-senjata anti-misil di Israel, bukan untuk pertahanan negara tapi untuk sewaktu-waktu menyerang Iran.

Chomsky juga mengingatkan kembali hubungan mesra AS dengan mantan pemimpin Irak, Saddam Hussein. Hubungan itu berlanjut hingga selesainya perang Irak-Iran di era tahun 1980-an. AS mengundang para ilmuwan Irak dan memberikan pelatihan dalam bidang program nuklir. AS mulai kesal dengan Saddam Hussein ketika pemimpin Irak itu melakukan invasi ke Kuwait pada tahun 1990-an yang juga salah satu sekutu dekat AS di Timur Tengah.

"AS dengan cepat berubah. Saddam yang tadinya teman akrab AS menjadi sosok yang dianggap seperti reinkarnasi Hitler oleh AS," tukas Chomsky.

Akhirnya dengan segala cara dan alasan yang manipulatif, AS melakukan agresi ke Irak dan melakukan "genosida" terhadap rakyat sipil di Negeri 1001 Malam itu. Begitu pula di Afghanistan dan kawasan Timur Tengah lainnya, kepentingan AS cuma satu, yaitu menguasai sumber alam berupa hasil minyak bumi yang melimpah di kawasan tersebut dengan atau tanpa kekerasan.

Dan lewat media massa serta sejumlah intelektual pro-pemerintah, pemerintah AS berhasil memanipulasi publik AS dengan mengatakan bahwa kejahatan dan kekejaman yang dilakukan AS adalah untuk "pertahanan" negara atau "intervensi demi kepentingan kemanusiaan."

Chomsky menambahkan, Obama telah memperluas perang Bush di Afghanistan dengan melibatkan NATO yang digunakan AS bukan untuk memperkuat kontrol AS terhadap suplai energi tapi juga untuk menjaga agar Eropa tetap dibawah kendali AS.

Sumber-sumber minyak di Timur Tengah, kata Chomsky, merupakan "sumber dari kekuatan strategis" dan "salah satu material yang paling berharga dalam sejarah dunia". Ia mengutip pernyataan mantan presiden AS Eisenhower yang mengatakan bahwa Timur Tengah dan sumber minyaknya merupakan "wilayah yang secara strategis paling penting di dunia."

Jika AS berhasil menguasai sumber minyak Timur Tengah, maka AS secara subtansial bakal menjadi penguasa dunia. Untuk itu, AS harus memberikan dukungan pada regime yang brutal dan kejam serta menghalangi pembangunan serta demokratisasi di Timur Tengah. Satu hal yang sebenarnya bertentangan dengan retorika AS selama ini yang katanya ingin menegakkan demokrasi di kawasan itu.

Somalia, Darfur dan Israel

Peran AS dalam kekacauan di Somalia menurut Chomsky, salah satunya adalah kampanye perang melawan teror yang dikobarkan AS. AS berhasil menimbulkan opini bahwa lembaga amal Muslim di Somalia, Barakat adalah salah satu organisasi yang memberikan bantuan pada teroris, sehingga lembaga itu ditutup.

Penutupan Barakat merupakan pukulan berat bagi Somalia karena lembaga ini memainkan peran yang cukup besar dalam perekonomian Somalia. Lembaga amal itu bukan hanya memberikan bantuan bagi orang-orang miskin di Somali tapi juga mengelola bank dan sejumlah perusahaan di negeri itu.

"Barakat adalah bagian penting perekonomian Somalia. Menutup lembaga itu memberikan kontribusi yang besar bagi melemahnya kondisi sosial rakyat Somalia," ujar Chomsky.

Mengomentari konflik berkepanjangan di Darfur, Chomsky menilai Darfur menjadi korban permainan para aktivis humanis dari Barat yang mendistorsi akar konflik yang sebenarnya terjadi di negeri itu. "Darfur menjadi populer di kalangan humanis Barat. Mereka mendistorsi penyebab konflik dan dengan mudahnya mengkambinghitamkan 'orang-orang Arab' dan menyebut 'para penjahat' sebagai otak dari kekacauan di Darfur," tukas Chomsky.

Itu semua pada dasarnya strategi licik yang dimainkan Barat, termasuk AS seperti yang mereka mainkan di negara Kongo dan Rwanda. Di kedua negara itu, mereka membiayai para milisi untuk membunuh dan membantai siapa saja yang menghalangi Barat untuk menguasai sumber-sumber mineral di negeri itu.

Sementara terkait konflik Israel-Palestina, Chomsky berpendapat Obama tidak melakukan upaya yang nyata untuk menekan Israel agar memenuhi kewajiban-kewajibannya, meski sikap Obama terhadap Israel terkesan lebih keras dibandingkan Bush. Pemerintah AS dibawah kepemimpinan Obama, tetap tidak berani menghentikan bantuannya untuk Tel Aviv sehingga Israel merasa tidak perlu mendengarkan kritikan dan mematuhi seruan Washington dalam proses perdamaian Israel-Palestina.

Chomsky menegaskan, publik di AS dan Inggris kini makin terbuka matanya dengan berbagai kejahatan kemanusiaan yang dilakukan Israel di Palestina. Tapi sikap Israel tidak akan berubah jika ada tekanan yang kuat dari Barat.

"Masih banyak yang harus dilakukan negara-negara Barat, utamanya AS untuk menekan Israel agar mengubah kebijakan-kebijakannya atas Palestina," tandas Chomsky. (ln/mol)

Akankah PBB Memihak PALESTINA ????

Majelis Umum PBB telah memberikan keputusan: suara mendukung resolusi yang menyerukan penyelidikan Israel terhadap Palestina ke dalam klaim kejahatan perang.

Setelah dua hari perdebatan mengenai laporan yang dilakukan oleh mantan jaksa penuntut kejahatan perang Richard Goldstone, ada 114 suara mendukung, 18 menentang dan 44 abstain. Laporan ini mengutuk perilaku Israel setelah melancarkan serangan di Gaza.

Palestina mendukung laporan ini, namun Israel segera menyanggah dengan mengatakan bahwa laporan Goldstone tidak mempromosikan perdamaian. Laporan Goldstone menyimpulkan bahwa Israel telah "melakukan sejumlah tindakan kejahatan perang, dan kejahatan terhadap kemanusiaan" dengan menggunakan kekuatan yang tidak proporsional, sengaja menargetkan warga sipil, dengan menggunakan rakyat Palestina sebagai perisai manusia dan menghancurkan infrastruktur sipil di Gaza selama penyerangan.

Palestina dan kelompok hak asasi mengatakan lebih dari 1.400 warga Gaza tewas dalam serangan 22hari itu, tetapi Israel menyangkal hanya 1.166 saja. Dan menurut mereka, hanya tiga belas orang Israel, termasuk tiga warga sipil, yang tewas.

Realisasi keadilan

Rancangan solusi Majelis Umum ini dibawa oleh negara-negara Arab dan Gerakan Non-Blok, yang mewakili 118 bangsa. Resolusi juga meminta Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon untuk melaporkan kepada Majelis Umum dalam waktu tiga bulan pelaksanaannya "dengan maksud untuk mempertimbangkan tindakan lebih lanjut, jika perlu, oleh organ-organ dan banan-badan PBB yang relevan dan badan-badan." Setelah itu mengirim laporan kepada Dewan Keamanan.

Namun tidak seperti Dewan Keamanan, Resolusi Majelis Umum tidak mengikat secara hukum. Para wartawan internasional mengatakan Dewan Keamanan tidak mungkin mengambil tindakan apapun walaupun kasus ini diajukan kepada mereka.

Riyad Mansour, pengamat Palestina di PBB, mendukung resolusi ini, tetapi juga menekankan bahwa "agresi dan kejahatan" Israel tidak dapat disamakan "dengan tindakan yang dilakukan sebagai jawaban oleh pihak Palestina".

"Kami bertekad untuk menindaklanjuti laporan ini dan merekomendasikannya dalam semua forum internasional yang relevan, termasuk Dewan Keamanan dan Mahkamah Pidana Internasional, sampai adanya realisasi keadilan," katanya.

Gabriela Shalev, Perwakilan Israel,memperingatkan bahwa laporan dan perdebatan itu "tidak mempromosikan perdamaian – laporan ini hanya merusak setiap usaha untuk menghidupkan kembali perundingan di wilayah kita".

AS, sebagai sekutu utama Israel, adalah salah satu dari sejumlah negara-negara yang diharapkan untuk memberikan suara terhadap resolusi. Untuk Uni Eropa, utusan Swedia PBB mendesak Israel dan Palestina untuk segera memulai menuntaskan laporan ini.

Israel Mengkritik

Perdebatan PBB ini dikritik oleh militer Israel. B'tselem mengatakan 13 dari 23 penyelidikan polisi militer berlangsung didasarkan pada informasi itu. B'tselem mengatakan penyelidikan Goldstone tidak cukup karena mereka "hanya berhubungan dengan insiden di mana ada kecurigaan bahwa tentara melanggar perintah militer."

"Sampai saat ini, tak satu penyelidikan mengenai kebijakan Israel selama operasi dibuka: seperti mengenai hal-hal target, serangan terbuka yang diberikan kepada prajurit, legalitas dari senjata yang digunakan, keseimbangan antara cedera warga sipil dan militer, dan sebagainya," katanya. Hah, dengan kondisi Israel sebagai penjajah, dan Gaza yang remuk, apakah itu perlu, B’tselem? (sa/bbc)

Detik-detik Syahid Muhammad Al-Durrah

Oleh : Redaksi 20 Jun, 09 - 7:00 pm


Ini adegan TV yang tersebar di seluruh dunia. Adegan seorang lelaki Palestina 12 tahun, Muhammad Al-Durrah , dan ayahnya sedang bersembunyi dari tembak menembak antara tentara Israel dan Palestina di Gaza, September 2000.

Adegan ini kembali disoroti di pengadilan Perancis.


Tragedi Pembunuhan Muhammad Al Durah dijadikan Perangko Resmi di Yordan. Pernahkah ada di Indonesia??

Bagi rakyat Palestina, kematian anak muda ini menjadi lambang brutalitas kependudukan Israel di Tepi Barat dan Gaza, karena diasumsi bahwa peluru-peluru yang membunuhnya datang dari posisi Israel.

Kini, seorang analis Perancis, Philippe Karsenty, yang mempelajari pembunuhan tersebut menuduh saluran yang pertama menyiarkan adegan itu, France 2, dan korespondennya “Charles Enderlin” serta sang kameraman Palestina, berbohong dalam menyampaikan adegan tersebut.

Mr. Karsenty, yang juga mengetuai sebuah kelompok pemeriksa media, dituntut saluran France 2, dan tahun 2006 pengadilan Perancis memutuskan bahwa Karsenty telah merusak nama baik saluran France 2.

Kini Karsenty naik banding dan kembali membahas kasus tersebut, menuntut France 2 agar menyiarkan versi adegan penembakan Al-Durrah yang BELUM DI EDIT.

Direktur pers pemerintah Israel juga menyatakan adegan itu sebagai “diatur”.

“Karena jalan peristiwa seperti yang digambarkan sang wartawan, Charles Enderlin, sangat tidak masuk akal,” katanya. “Dan ini mengakibatkan kemarahan dunia Arab dan korban dipihak Israel diseluruh dunia,” kata sang direktur.

Calev Ben David, media kolumnis bagi “the Jerusalem Post” mengatakan, “Kita perlu lebih pro-aktif dalam menentang manipulasi media oleh orang-orang Palestina.”

Ayah Muhammad, Jamal Al-Durrah, setuju jika mayat puteranya diangkat kembali untuk otopsi. Durrah jelas menuntut Israel atas kematian puteranya. (dakta)