Popular Posts

Tuesday

Sungai Penghapus Dosa

Hendaklah kalian mengingat Tuhan kalian, dan shalatlah kalian di awal waktu. Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla melipatgandakan pahala kalian (HR. Al-Thabrani)
Shalat adalah komunikasi langsung dengan sang Khaliq. karena itu sholat tidak boleh diwakilkan oleh orang lain. Atau, tidak boleh digantikan oleh amalan apapun, karena sholat merupakan sarana percakapan hamba dengan penciptanya.

Sungguh indah kehidupan seorang Muslim dengan Tuhannya. Setiap hari, lima kali ia menghadap kepada-Nya. Belum lagi shalat-shalat tambahan (nawafil), seperti Dhuha, Witir, Tahajjud, Hajat, dsb. Saat itulah sang hamba memuji Tuhannya, mensucikan, memohon pertolongan, meminta rahmat, hidayah dan ampunan kepada-Nya. Shalat, menurut Rasulullah saw bagai sungai yang mengalir di depan pintu rumah seorang Muslim.
Dari Abu Hurairah ra, beliau berkata, Aku mendengar Rasulullah saw bersabda:
Bagaimana pendapat kalian seandainya di depan pintu seorang dari kalian terdapat sebuah sungai. Setiap hari ia mandi lima kali di dalamnya. Apakah masih ada kotoran yang melekat di tubuhnya? Mereka menjawab: Tidak ada Rasulullah berkata: Itulah perumpamaan shalat lima waktu, dengannya Allah menghapus semua kesalahan (Muttafaqu'Alaih).
Dari Jabir ra, ia berkata,Rasulullah saw bersabda:
Perumpamaan shalat lima waktu seperti sebuah sungai yang melimpah, yang mengalir di depan pintu rumah seorang dari kalian. Ia mandi di dalamnya setiap hari lima kali (HR. Muslim).Subhanallah! Begitu pemurahnya Allah kepada kita.
Dosa-dosa kita dihapus hanya dengan shalat lima waktu. Kesalahan kita berguguran di sungai penghapus dosa. Tidak ada kenikmatan, selain kenikmatan bermunajat kepada Allah lewat shalat. Shalat dijadikan oleh Rasulullah saw sebagai permata hati (qurah 'ain). Dalam sebuah haditsnya yang diriwayatkan oleh Abu Dawud, Rasulullah berkata kepada Bilal: Ya Bilal! Aqim al-shalah wa arihna biha (Hai Bilal! Dirikanlah shalat dan rehatkan kami dengannya). Bahkan akhir dari wasiat beliau adalah: shalat (HR. Ibnu Majah).

Pertanyaannya adalah shalat yang bagaimanakah yang berfungsi sebagai sungai penghapus dosa itu?
Pertama, shalat yang senantiasa dilakukan di awal waktunya. Shalat inilah yang dicintai oleh Allah swt. Hal ini dijelaskan oleh Nabi saw dalam haditsnya yang diriwayatkan oleh Abdullah ibn Mas`ud ra: Aku bertanya kepada Rasulullah saw: Amalan apakah yang paling dicintai oleh Allah? Beliau menjawab: Shalat pada waktunya! Aku bertanya lagi: Lalu apa? Berbakti kepada kedua orangtua, jawab beliau. Lalu aku bertanya lagi: Kemudian apa lagi? Beliau menjawab: Jihad di jalan Allah (Muttafaq `Alaih).
Kedua, shalat yang khusyu.
Maka, marilah kita berusaha untuk khusyu. Shalat yang khusyu adalah shalat seorang Mukmin yang benar-benar mendapat kesuksesan dari Allah. Karena khusyu dalam shalat adalah dambaan setiap Muslim yang mengerjakan shalat (mushalli). Meskpun khusyu itu boleh dikatakan tidak merata alias relatif. Namun, berusaha untuk khusyu dalam shalat adalah usaha yang sangat baik. Allah swt berfirman: Telah beruntunglah orang-orang yang berikan. (Yaitu) orang-orang yang khusyu dalam shalatnya (Qs. Al-Mu'minun: 1-2).
Tentunya untuk khusyu ada kiat-kiat khusus di dalamnya. Diantaranya adalah dengan cara memperbaiki cara berwudhu. Wudhu yang tidak sempurnya, akan menimbulkan rasa was-was dalam hati. Wudhu yang asal jadi hanya menyia-nyiakan air. Itulah mubadzir, dan mubadzir adalah perbuatan syaitan.
Tidak seorang Muslim pun yang berwudhu, kemudian ia memperbagus wudhu'nya, lalu ia mendirikan shalat dua rakaat. Dengan dua rakaat itu ia benar-benar menghadapkan hatinya dan wajahnya, melainkan ia wajib memperoleh surga (HR. Muslim).
Rasulullah saw bersabda: Seburuk-buruk manusia adalah yang mencuri shalatnya. Mereka bertanya: Bagaimana seseorang mencuri shalatnya? Beliu menjawab: Ruku dan sujudnya tidak sempurna (HR. Ahmad).
Inilah mungkin model shalat patok ayam. Selain itu, shalat yang khusyu adalah media untuk menggapai ampunan Allah swt. Nabi saw bersabda: Barangsiapa yang berwudhu dan memperbagus wudhu'nya. Kemudian ia shalat sebanyak dua rakaat atau empat rakaat, baik itu shalat wajib (maktubah) atau selainnya (shalat sunnah), dimana ia ruku dan sujud dengan baik kemudian meminta ampun kepada Allah, niscaya Allah mengampunkannya (HR. Al-habrani).

Ketiga, shalat yang dilakukan dengan ikhlas. Amal adalah jasad, dan ruhnya adalah ikhlas. Shalat yang dilakukan dengan niat agar dilihat orang sebagai orang yang rajin shalat adalah shalat yang hanya menghabiskan energi. Dalam setiap ibadah, Allah senantiasa menganjurkan kita untuk ikhlas dan mengharap ridha dari-Nya. Shalat yang hanya sekedar menggugurkan kewajiban adalah shalat yang tidak banyak memberikan bekas dalam kehidupan.
Allah menjelaskan: Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama... (Qs. Al-Bayyinah: 5).
Insya Allah, shalat yang demikian adalah shalat yang diibaratkan oleh Rasulullah sebagai sungai: sungai penghapus dosa, yang menghanyutkan kesalahan kita. Semoga shalat yang kita lakukan selama ini menjadi shalat yang benar-benar diterima oleh Allah swt, sehingga dosa-dosa dan kesalahan kita layak untuk dihapus dan dihanyutkan.
Wallahu a'lamu bi al-shawab.


:: Bahaya Ghibah ::

Menggosip adalah tindakan yang paling dibenci Allah. Tapi celakanya, kebiasaan ini justru disukai banyak orang, baik di kantor, ditempat kerja atau bahkan di rumah. Terutama kalangan ibu-ibu.banyak hal yang bergeser dan berubah dengan hadirnya pesawat televisi ke rumah kita, terutama yang berkaitan dengan budaya dan akhlak. Salah satu yang jelas terlihat yaitu pergeseran makna bergunjing atau menggosip. Menggosip adalah tindakan yang kurang terpuji yang celakanya, kebiasaan ini seringkali dilekatkan pada sifat kaum wanita. Dulu, orang akan tersinggung jika dikatakan tukang gosip. Seseorang yang ketahuan sedang menggosip biasanya merasa malu. tetapi sekarang menggosip terasa sebagai tindakan biasa dan lumrah dilakukan. Menceritakan aib orang lain menjadi sesuatu yang tanpa beban kita lakukan. Padahal jika kita cermati makna gosip -yang sama dengan ghibah- barangkali kita akan merasa ngeri.
Ghibah dalam Islam Ghibah atau gosip merupakan sesuatu yang dilarang agama.


"Apakah ghibah itu?" Tanya seorang sahabat pada Rasulullah SAW. "Ghibah adalah memberitahu kejelekan orang lain!" jawab Rasul. "Kalau keadaaannya memang benar?" Tanya sahabat lagi. " Jika benar itulah ghibah, jika tidak benar itulah dusta!" tegas Rasulullah. Percakapan tersebut diambil dari HR Abu Hurairah.

Dalam Al Qur’an (QS 49:12), orang yang suka mengghibah diibaratkan seperti memakan bangkai saudaranya sendiri. Jabir bin Abdullah ra. Meriwayatkan " Ketika kami bersama Rasulullah SAW. Tiba-tiba tercium bau busuk yang menyengat seperti bau bangkai maka Rasul pun bersabda, "Tahukah kalian, bau apakah ini? Inilah bau dari orang-orang yang meng-ghibah orang lain". (HR Ahmad)

Dalam hadits lain dikisahkan bahwa Rasulullah pernah bersabda, Pada malam Isra' mi'raj, aku melewati suatu kaum yang berkuku tajam yang terbuat dari tembaga. Mereka mencabik-cabik wajah dan dada mereka sendiri. Lalu aku bertanya pada Jibril" Siapa mereka?" Jibril menjawab, "Mereka itu suka memakan daging manusia, suka membicarakan dan menjelekkan orang lain, mereka inilah orang-orang yang gemar akan ghibah (dari Abu Daud yang berasal dari Anas bin Malik ra).
Begitulah Allah mengibaratkan orang yang suka menggibah dengan perumpamaan yang sangat buruk untuk menjelaskan kepada manusia, betapa buruknya tindakan ghibah. Jika demikian kebanyakan sifat dari manusia, tentunya kita harus sering melakukan istighfar. Syaitan dengan mudahnya mempengaruhi kebanyakan hati kita sehingga mungkin kita tengah menumpuk dosa akibat pergunjingan. Setiap orang mempunyai harga diri yang harus dihormati. Membuat malu seseorang adalah perbuatan dosa. "Tiada seseorang yang menutupi cacat seseorang di dunia, melainkan kelak di hari kiamat Allah pasti akan menutupi cacatnya" (HR. Muslim).
Sosialisasi pergunjingan di televisi bagaimanapun harus dihindari. Jangan sampai kita merasa tidak berdosa melakukannya. Bahkan merasa terhibur dengan informasi semacam itu. Kita mesti berhati-hati. Bahaya ghibah harus senantiasa ditanamkan agar kita senantiasa sadar akan bahayanya. Benar kiranya jika dikatakan bahwa dulu orang tinggal di dalam rumah karena menghindari bahaya dari luar. Kini bahaya justru berasal dari dalam rumah sendiri yaitu dengan hadirnya acara yang menurunkan kualitas iman di televisi.

Ghibah Penyakit yang satu ini begitu mudahnya terjangkit pada diri seseorang. Bisa datang melalui televisi, bisa pula melalui kegiatan arisan, berbagai pertemuan, sekedar obrolan di warung belanjaan, bahkan melalui pengajian. Untuk menghindarinya juga tak begitu mudah, mengharuskan kita ekstra hati-hati
1. Berbicara Sambil Berfikir
Cobalah untuk berpikir sebelum berbicara, perlukah saya mengatakan hal ini? dan kembangkan menjadi, apa manfaatnya ? Apa mudharatnya? Berarti, otak harus senantiasa digunakan, dalam keadaan sesantai apapun. Seperti Rasulullah saw, yang biasanya memberi jeda sesaat untuk berfikir sebelum menjawab pertanyaan orang.
2. Berbicara Sambil Berzikir
Berzikir di sini maksudnya selalu menghadirkan ingatan kita kepada Allah SWT. Ingatlah betapa buruknya ancaman dan kebencian Allah kepada orang yang ber-ghibah. Bawalah ingatan ini pada saat berbicara dengan siapa saja, dimana saja dan kapan saja.
3. Tingkatkan rasa Percaya Diri
Orang yang tidak percaya diri, suka mengikut saja perbuatan orang lain, sehingga ia mudah terseret perbuatan ghibah temannya. Bahkan ia pun berpotensi menyebabkan ghibah, karena tak memiliki kebanggaan terhadap dirinya sendiri sehingga lebih senang memperhatikan, membicarakan dan menilai orang lain
4. Buang Penyakit Hati
Kebanyakan ghibah tumbuh karena didasari rasa iri dan benci, juga ketidakikhlasan menerima kenyataan bahwa orang lain lebih berhasil atau lebih beruntung daripada kita. Dan kalau dirinya kurang beruntung, diapun senang menyadari bahwa masih banyak orang lain yang lebih sengsara daripada dirinya.
5. Posisikan Diri
Ketika sedang membicarakan keburukan orang lain, segera bayangkan bagaimana perasaan kita jika keburukan kita pun dibicarakan orang. Seperti hadis yang menjanjikan bahwa Allah akan menutupi cacat kita sepanjang kita tidak membuka cacat orang lain, sebaliknya tak perlu heran jika Allah pun akan membuka cacat kita di depan orang lain jika kita membuka ` cacat orang.
6. Hindari, ingatkan, diam atau pergi
Hindarilah segala sesuatu yang mendekatkan kita pada ghibah. Seperti acara-acara bernuansa ghibah di televisi dan radio. Juga berita-berita koran dan majalah yang membicarakan kejelekan orang. Jika terjebak dalam situasi ghibah, ingatkanlah mereka akan kesalahannya. Jika tak mampu, setidaknya anda diam dan tak menanggapi ghibah tersebut. Atau anda memilih hengkang dan menyelamatkan diri.

Sunday

WANITA

Jangankan lelaki biasa..
nabi pun terasa sunyi tanpa wanita..
tanpa mereka, fikiran dan perasaan lelaki akan resah..
masih mencari walau ada segalanya..
apa yang ada didalam syurga..
namun Adam tetap rindukan Hawa..
dijadikan wanita daripada tulang rusuk yang bengkok..
untuk diluruskan olih lelaki..
tetapi seandainya lelaki itu tidak lurus..
mana mungkin kayu yang bengkok menghasilkan bayang yang lurus.

Luruskanlah wanita dengan jalan yang ditunjuk oleh Allah..
kerana mereka diciptakan sebegitu rupa oleh Allah..
didiklah mereka dengan panduan dariNya..
jangan coba menjinakkan mereka dengan harta..
kerana nantinya mereka semakin liar..
jangan hiburkan mereka dengan kecantikan..
kerana nantinya mereka semakin derita..
kenalkan mereka kepada Allah..
zat yang kekal..
disitulah punca kekuatan dunia.

Akal senipis rambutnya tebalkan ia dengan ilmu..
hati serapuh kaca kuatkan dengan iman..
perasaan selembut sutera hiasilah dengan ahlak..
suburkanlah ia karena dari situlah nantinya mereka akan lihat nilaian dan keadilan Rabb.
bisikan ketelinga mereka bahawa kelembutan bukan satu kelemahan..
ia bukan diskriminasi Allah..
sebaliknya disitulah kasih dan sayang Allah.

Wanita yang lupa akan hakikat kejadiannya..
pasti tidak akan terhibur..
dan tidak akan menghiburkan..
tanpa iman ilmu dan akhlak mereka tidak akan lurus...
bahkan akan semakin membengkok..
itulah hakikatnya andai wanita tidak kenal Rabbnya.

Bila wanita menjadi durhaka..
pasti dunia lelaki akan menjadi huru hara..
lelaki pula jangan mengharapkan ketaatan semata mata..
tapi binalah kepimpinan..
pastikan sebelum wanita menuju Ilahi..
pimpinlah diri kepadaNya..
jinakkan diri kepada Allah..
niscaya akan jinaklah segala galanya dibawah pimpinanmu..
janganlah mengharapkan isteri semulia Fatimah Az Zahra r.a.
seandainya dirimu tidak sehebat saidina Ali karamallahuwajhah...


ya begitu dahsyat nya ujian yang di berikan oleh wanita terhadap laki-laki


Malaikat Mendoakan Kita

Dari Abu Hurairah ra. Bahwasanya Nabi MUHAMMAD. S.A W, bersabda :
Setiap pagi ada dua malaikat yang datang kepada seseorang, dimana yang satu berdoa : Wahai Allah, berikanlah ganti kepada orang yang menafkahkan hartanya, dan malaikat yang lain berdoa ; Ya Rabb , binasakanlah harta orang yang kikir. [HR. Bukhori, Muslim]

Dalam keseharian kita terkadang lupa bahwa ada saja malaikat yang selalu mendoakan dan menjaga kehidupan kita. Dengan tidak cape dan bosan mereka selalu saja mendoakan serta menyumpahi bagi mereka yang tidak mau berinfaq di jalan Allah.
Alangkah beruntungnya manusia yang beriman jika mampu merasakan akan keberkahan hidupnya baik dalam harta, jiwa dan rizki. Merugilah mereka yang dalam hidupnya tidak merasakan bahwa para malaikat berada di sisinya.
Anggapan sebagian kita manusia bahwa harta yang keluar dari diri mereka akan merugikan dan mengurangi simpanan yang ada, bahkan ada yang berpikir bahwa semakin banyak harta keluar maka kita akan jadi miskin. Harta jadi berkurang karena kita shodaqoh, wah perasaan merugi pokoknya. Seakan penyesalan yang tiada hentinya ketika harta itu keluar.

Di sisi lain Allah memberikan busyro (kabar gembira) kepada umatnya, bahwa harta yang dikeluarkan tidak pernah akan hilang. Tetapi akan kekal abadi selamanya di sisi Allah. Akan menjadikan bekal bagi dirinya ketika menemui Allah, itulah sebuah kebanggan dalam meraih kesuksesan di dunia dan akhirat.

Dalam hadits lain diriwayatkan,
apabila anak adam meninggal, maka yang tersisa adalah AMAL JARIAH, ANAK YANG SHOLEH dan ILMU YANG BERMANFAAT
Berinfaq ataupun bershodaqoh masuk dalam kategori amal jariah, yaitu amal yang berkesinambungan terus menerus.
Setiap pagi Allah mengutus malaikat-Nya untuk mencari dimana hamba Allah yang berinfaq menafkahkan hartanya di jalan Allah. Kebanggaan Allah tak hanya melihat hambanya menafkah harta yang diamanahkan kepadanya. Bahkan bukan saja harta itu bermanfaat dan barakah, tapi para malaikat juga mendoakan agar harta itu juga berlimpah ruah. Betapa beruntungnya jika seorang muslim tiap harinya selalu giat berinfaq.

Bagi mereka yang kikir tidak mengeluarkan hartanya di jalan Allah, takut karena harta itu berkurang. Maka bukan saja malaikat mendoakan agar hartanya binasa, Allah pun murka dengan sikap seorang muslim seperti itu. Jika Allah sudah murka maka tunggulah azab yang akan menimpa dirinya.

Orang yang kikir itu tidaklah kaya di mata Allah, malah hina di hadapan-Nya. Sedang orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah, lebih mulia dan dibanggakan Allah serta di cintai-Nya. Betapa nikamatnya kalau kita selalu hidup beriringan dengan kemauan yang Allah inginkan.

Jika kita sadar dan mengetahui bahwa semua manusia itu adalah miskin, tidak mempunyai apa-apa atau sesuatu yang di banggakan terhadap manusia. Maka sudah barang tentu tidak segan-segan untuk mengeluarkan harta yang di titipkan pada dirinya. Mereka yakin harta yang ada pada mereka itu bukan miliknya, tapi Allah-lah yang memberikan itu semua, sebagai sarana untuk mencapai keridhoan Allah dalam mengemban amanat

Insya Allah kita termasuk salah satu dari yang di do'a kan dengan penuh kebaikan oleh Malaikat , Amin.........