Popular Posts

Saturday

no tittle

Janganlah Anda melupakan kematian, karena kematian tidak pernah melupakan AndaKerjakanlah shalat dengan khusyu, karena pada suatu hari Anda akan dishalati orang dengan khusyu pula.
Mengherankan sekali, orang yang mencuci wajahnya berkali-kali dalam sehari, tetapi tidak mencuci hatinya walaupun sekali setahun Nilai manusia terletak pada dua anggota yang kecil, yaitu hati dan lidahnya.
Manusia adalah makhluk rapuh yg sombong....
Ketegaran hanyalah kerikil2 di kali Matahari adalah lentera yang masanya nanti padam jua
Bulan akan selalu redup...
Dan bintang tak pernah bersanding
Dengan bulan........Namun,
Cinta tak akan pernah hilang walau bumi goncang...
Cinta senantiasa hidup..
dan cinta..
Tak akan pernah gersang..
Sebab manusia diciptakan dengan segala nurani..."
Harta yang paling menguntungkan ialah SABAR.
Teman yang paling akrab adalah AMAL.
Pengawal peribadi yang paling waspada DIAM.
Bahasa yang paling manis SENYUM.
Dan ibadah yang paling indah tentunya KHUSYUK

Tuesday

jagalah lisan mu

Ucapan ibarat dua sisi dari sebilah pisau. Dengan ucapan, seseorang bisa menjadi mulia dan dihargai. Dengan ucapan pula, ia bisa menjadi hina dan dibenci. Pendek kata, ucapan yang dikeluarkan seseorang akan menentukan nilainya di mata orang lain. Sebuah kata hikmah menyatakan, ''Keselamatan manusia terletak pada penjagaan terhadap lisannya.'' mulut mu adalah serigala mu, dan lisan mu adalah pedang mu.

Sebagai agama yang bertujuan memuliakan manusia, Islam memerintahkan setiap manusia selalu membiasakan ucapan yang baik. Artinya, setiap ucapan yang dikeluarkan hendaknya selalu mengandung unsur kebaikan dan kemaslahatan. Dalam Alquran, Allah berfirman, ''Dan mereka diberi petunjuk kepada ucapan-ucapan yang baik dan ditunjuki pula kepada jalan Allah yang terpuji.'' (QS 22: 24). Dalam Islam, ucapan yang baik bukan sekadar kata-kata dari mulut, tapi juga bentuk sedekah yang bermanfaat untuk keharmonisan hidup bermasyarakat dan kemaslahatan di akhirat kelak. Rasulullah SAW bersabda, ''.... Dan ucapan yang mulia itu adalah sedekah.'' (HR Bukhari Muslim).

Ucapan yang baik juga merupakan ciri hamba-hamba Allah yang saleh yang nanti akan mendapatkan martabat yang tinggi di surga. Ucapan yang baik adalah salah satu syarat meraih kenikmatan surga yang abadi. Allah berfirman, ''Dan hamba-hamba Tuhan yang Maha Penyayang itu ialah orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata yang baik.'' (QS 25: 63).

Rasulullah SAW menegaskan, ucapan yang baik mempunyai nilai yang sama dengan amal saleh lain yang bersifat materi. Beliau bersabda, ''Jagalah diri kamu sekalian dari siksa neraka walaupun hanya dengan memberikan sebutir kurma. Maka, barang siapa yang tidak mampu, hendaklah ia menggantinya dengan ucapan yang mulia.'' (HR Bukhari Muslim).
Kebiasaan mengucapkan kata-kata yang baik, sejatinya menjadi karakter setiap manusia. Ucapan yang baik adalah perwujudan rasa syukur kepada Allah atas nikmat panca indera yang telah dianugerahkan.
Realitas kehidupan masyarakat menunjukkan bahwa konflik, sengketa, dan problematika sosial lainnya tidak sedikit yang terjadi akibat ucapan-ucapan yang melanggar etika dan kesopanan.

Ini membuktikan bahwa ucapan yang baik penting untuk dibudayakan dalam kehidupan bermasyarakat dan berbangsa. Ucapan yang baik bukan hanya monopoli kegiatan-kegiatan yang bersifat religius. Ucapan yang baik juga harus dikedepankan dalam menyampaikan gagasan atau pendapat, menuntut hak, bermusyawarah, bahkan dalam berdemonstrasi. Bagi seorang mukmin, ucapan yang baik adalah media untuk mengajak orang lain mengabdi kepada Allah, memperbanyak amal saleh, dan berserah diri kepada-Nya. Itulah sebaik-baik ucapan dalam pandangan Allah. Allah berfirman, ''Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal saleh dan berkata, 'Sesungguhnya aku termasuk orang yang berserah diri" (QS 41: 33).

Wallahua'lam bi shawab



Melampaui Diri Sendiri

Ini sebuah kisah nyata yang diceritakan oleh seorang bijak.
Suatu malam, seorang laki-laki datang ke rumahnya dan berkata, ''Ada sebuah keluarga dengan delapan anak yang sudah berhari-hari tidak makan.'' Mendengar hal itu bergegaslah orang bijak itu pergi membawa makanan untuk merekaKetika tiba di sana ia melihat wajah anak-anak itu begitu menderita karena kelaparan. Tak ada kesedihan ataupun kepedihan di wajah mereka, hanya derita yang dalam karena menahan lapar. Orang bijak itu memberikan nasi yang dibawanya pada sang ibu. Ibu itu lantas membagi nasi itu menjadi dua bagian, lalu ke luar membawa setengahnya. Ketika ia kembali, orang bijak itu bertanya, ''Kau pergi kemana?'' Ibu itu menjawab, ''Ke tetangga-tetanggaku. Mereka juga lapar'', Orang bijak itu tercengang. Ia tidak heran kalau si ibu membagi nasi itu dengan tetangga-tetangganya, sebab ia tahu orang miskin biasanya pemurah. Yang ia herankan adalah karena si ibu tahu bahwa mereka lapar. Biasanya kalau kita sedang menderita, kita begitu terfokus pada diri sendiri, sehingga tak punya waktu untuk memikirkan orang lain.
Si ibu dalam cerita di atas adalah contoh orang yang telah dapat melampaui dirinya sendiri. Ia dapat melepaskan keterikatannya pada kebutuhan fisik dan secara bersamaan memenuhi kebutuhan spiritualnya yaitu untuk berbagi dengan orang lain. Kualitas semacam ini tentu tak dapat diraih dalam waktu singkat. Ini memerlukan proses pergulatan batin yang cukup panjang.
Kehidupan manusia memang senantiasa menjadi tempat pergulatan dua kepentingan utama: fisik dan spiritual. Kepentingan fisik adalah hal-hal yang kita butuhkan untuk bisa hidup di masa sekarang, seperti sandang, pangan dan papan. Ini kebutuhan jangka pendek kita. Sementara, kepentingan spiritual adalah hal-hal yang kita butuhkan untuk hidup di masa sekarang dan masa yang akan datang. Ini adalah kebutuhan jangka pendek sekaligus jangka panjang. Pemenuhan kedua macam kebutuhan ini akan menghasilkan kualitas hidup yang tinggi. Sayang, banyak orang yang tak menyadari hal ini. Mereka menghabiskan hidup mereka hanya untuk mengumpulkan harta benda. Untuk itu mereka juga tak segan-segan menggunakan cara yang buruk: menciptakan kebijakan yang menguntungkan diri sendiri, menguras uang rakyat, mencuri uang perusahaan, maupun menciptakan konspirasi yang merugikan orang banyak. Kalau kita renungkan secara mendalam, semua kejahatan yang ada di dunia ini berasal dari satu kata: yaitu keserakahan. Dan, akar keserakahan adalah pada cara kita memandang hidup ini. Selama kita melihat diri kita semata-mata makhluk fisik belaka, selama itu pula kita tak dapat membendung keinginan kita untuk mengumpulkan harta sebanyak-banyaknya. Betapa banyaknya dalam kehidupan sehari-hari kita melihat orang yang berpenghasilan biasa-biasa saja, tetapi memiliki harta yang luar biasa banyaknya. Ada banyak alasan yang dapat dikemukakan untuk merasionalkan hal itu.
Pertama, semua orang yang mendapat kesempatan pasti akan melakukannya.
Kedua, penghasilan yang saya dapatkan terlalu kecil dan tidak seimbang dengan pengorbanan yang saya berikan.
Ketiga, toh kekayaan yang saya dapatkan tidak saya nikmati sendiri tetapi saya gunakan untuk membantu anak yatim, membiayai orang tua dan saudara yang sedang sakit, membangun sekolah, dan sebagainya. Dengan berbagai alasan tersebut kita mendapatkan ''ketenangan sementara'' karena seolah-olah perbuatan yang kita lakukan telah berubah menjadi legal, rasional atau paling tidak dapat dimaklumi.
Namun, ketenangan semacam ini tidaklah langgeng.
Pasti ada sesuatu dalam diri kita yang kembali mengusik kita, membuat kita resah dan gelisah.Perhatikanlah orang-orang yang hidup dengan cara ini. Mereka sangat rentan terhadap perubahan yang sekecil apapun. Mereka sangat jauh dari ketentraman yang sejati.
Betapapun banyaknya harta yang mereka kumpulkan tak akan pernah melahirkan perasaan cukup dan puas.
Sebuah pepatah mengatakan, ''The world is enough for everybody, but not enough for one greedy.'' Apa yang disediakan oleh dunia ini sebetulnya cukup untuk semua orang, tetapi tidak akan cukup untuk seorang yang rakus.

Sebuah perubahan dramatis akan terjadi begitu kita sadar bahwa kita bukanlah makhluk fisik tetapi makhluk spiritual. Kita menjadi makhluk spiritual untuk selama-lamanya. Sebelum muncul ke dunia, kita adalah makhluk spiritual, ketika hidup sekarang kita juga makhluk spiritual, dan ketika kita meninggal kita tetap menjadi makhluk spiritual. Kita hanya menjadi makhluk fisik di dunia ini saja.
Salah satu cara paling efektif untuk menyadari hal itu adalah dengan berpuasa. Dengan puasa kita akan sadar bahwa kebutuhan (ini berbeda dengan keinginan) kita sebetulnya sangatlah sedikit.
Berpuasa juga akan menyadarkan kita bahwa dengan mengurangi kenikmatan fisik kita akan mendapatkan kenikmatan spiritual yang luar biasa. Dengan berpuasa kita keluar melampaui ''diri rendah'' kita menuju Diri kita yang lebih tinggi. Dengan puasa kita lepaskan keterikatan kita pada gravitasi bumi.
Kita bergerak melesat mengikuti gravitasi langit.

Monday

PENYAKIT HATI

Kekikiran dan hasud merupakan penyakit yang menyebabkan orang membenci apa-apa yang bermanfaat bagi dirinya dan menyukai apa-apa yang mudharat bagi dirinya. Hasad ini berkaitan erat dengan dendam dan kemarahan. Adapun penyakit yang berkaitan dengan syahwat dan penyakit rindu yang mendalam merupakan perasaan cinta yang merusak dan membahayakan jiwa itu sendiri karena akan menutupi rasa benci dan cinta yang bermanfaat pada jiwa itu. sendiri. Kerinduan dan cinta yang berlebihan ini merupakan jenis penyakit kejiwaan dan akan menimbulkan dampak negatif bagi badan atau lahiriah seseorang jika semakin kuat, seperti akan menimbulkan gangguan pada otak, hilang akal, stress, lemah badan, kurus kering, epilepsi, dan penyakit lain yang sejenis.

Sumber kecintaan jiwa itu berkaitan dengan sesuatu yang mendalam di dalam hatinya, sebagaimana halnya penyakit badan yang disebabkan oleh keinginan atau nafsu terhadap sesuatu yang dapat merusak tubuh. Jika sesuatu itu tidak dimakannya akan timbullah rasa sakit, begitu juga akan bertambah parah jika tidak dimakan. Demikian halnya dengan orang yang mengalami kerinduan yang mendalam. Hal itu akan merusak hubungannya dengan orang yang dirindukannya, seperti tidak puas jika belum melihat, menyentuh, serta mendengarkannya. Akibat lebih jauhnya adalah akan terlintas hal negatif dalam benaknya akibat kecintaan yang sangat karena nafsu serta menghayalkan yang bukan-bukan atas sesuatu yang menjadi keinginannya. Jika ada yang merintangi niatnya, dia akan sakit, namun jika apa yang diinginkannya diberikan, penyakitnya akan bertambah parah. Di dalam sebuah hadits, Rasulullah saw. bersabda;
Sesunguhnya Allah memelihara hambanya dari kesenangan dunia sebagaimana salah seorang di antara kamu mencegah makanan dan minuman bagi (keluarganya) yang sakit. (Hadits Dhaif)
Di dalam munajat Musa yang ma-tsur dari Wahab yang diriwayatkan Imam Ahmad di dalam Kitab as-Subdi, Allah berfirman di dalam hadits Qudsi,
Sesungguhnya Aku membekali para wali-Ku dari kenikmatan dunia dan peristirahatannya sebagaimana pengembala membekali serta sangat memperhatikan untanya dari tempat rerumputan yang berbahaya. Sesungguhnya Aku menjauhkan tempat dan penghidupannya sebagaimana pengembala yang menyayangi untanya dari kelengahan.

Tidak ada penyembuhan atas suatu penyakit kecuali dengan memahami penyakit itu dengan jalan menghilangkan rasa cinta yang merusak dari dalam hati.



Sunday

OPP'S........

APAKAH WANITA PENGHUNI TERBANYAK NERAKA ?

Disebutkan dalam hadis sahih bahwa Rasulullah bersabda untuk para wanita:
Sesungguhnya aku melihat kalian sebagai penghuni neraka terbanyak. (Hr. Bukhari dan Muslim).

Dalam hadis lain Rasulullah saw. bersabda:
Sesungguhnya penghuni surga yang paling sedikit jumlahnya adalah kaum wanita. (Hr. Bukhari dan Muslim).
Dan bersama itu, terdapat pula hadis sahih yang lain bahwa bagi setiap laki-laki penghuni dunia ini akan mempunyai dua isteri (di surga) (Hr. Bukhari dan Muslim)

yakni dari penghuni dunia. Dalam masalah di atas, para ulama berbeda pendapat dalam menggabungkan hadis-hadis di atas yaitu apakah wanita merupakan kebanyakan penghuni surga atau penghuni neraka ?
Sebagian ulama berkata:
bahwa wanita adalah kebanyakan penghuni surga dan juga kebanyakan penghuni neraka, karena memang jumlah mereka banyak. Qadhi 'Iyadl berkata: Wanita adalah anak cucu Adam yang terbanyak.(Tharh Tatsrib, 4/270)
Sebagian ulama yang lain berkata: Wanita adalah penghuni neraka terbanyak berdasarkan hadis-hadis di atas dan mereka juga adalah penduduk surga terbanyak jika digabungkan jumlahnya dengan bidadari surga, karenanya jumlahnya kemudian menjadi lebih banyak dari pada laki-laki di surga.(Al-Tadzkirah, 2/148).

Yang lainnya lagi berkata: Semula wanita adalah penghuni neraka terbanyak, namun kemudian mereka menjadi penghuni surga terbanyak setelah yang muslimahnya keluar dari neraka. Al-Qurthubi mengomentari hadis Nabi saw.:
Sesungguhnya aku melihat kalian sebagai penghuni neraka terbanyak.(Hr. Bukhari dan Muslim), bahwasanya ini mungkin saat mereka menjadi penghuni neraka terbanyak, akan tetapi setelah mereka keluar dari neraka karena syafa'at dan rahmat Allah, sehingga tidak ada yang tersisa di neraka orang yang pernah mengucapkan kalimat Syahadah, maka wanita pun kemudian menjadi yang terbanyak di surga.(Hadi al-Arwah li Ibn al-Qayyim, 144).

Karenanya kesimpulannya adalah hendaknya wanita berusaha untuk menjadi penghuni surga.
Apabila wanita masuk ke surga, maka Allah SWT akan mengembalikan usia mudanya dan kegadisannya berdasarkan sabda Rasulullah saw:
Sesungguhnya surga tidaklah dimasuki oleh orang lanjut usia …Sesungguhnya jika Allah memasukkan mereka ke surga, maka Dia akan mengembalikan mereka menjadi gadis-gadis.(Hr. Abu Nu'aim dalam Shifat al-Jannah, 391 dan dihasankan oleh al-Albani dalam Irwa' al-Ghalil, 375).
Disebutkan dalam beberapa atsar bahwa wanita di dunia saat berada di surga akan jauh lebih cantik melebihi kecantikan bidadari-bidadari surga, ini karena kesungguhan mereka dalam beribadah kepada Allah SWT.(Hadi al-Arwah, 223, Tafsir al-Qurthubi, 6/154, dan Shifat al-Jannah li Ibn Abi Dunya, 87).
Ibn al-Qayyim berkata: Sesungguhnya setiap orang dilarang untuk mendekati selain pasangannya saat berada di sana (surga). (Hadi al-Arwah, 87).
Demikianlah saat ini surga tengah berhias untuk kalian, wahai kaum wanita! Sebagaimana mereka juga tengah berhias untuk laki-laki.
di tempat yang disenangi di sisi (Rabb) Yang Maha Berkuasa. (QS. Al-Qamar:55)
Maka berhati-hatilah kalian dari menyia-nyiakan kesempatan itu. Sesungguhnya umur ini adalah terbatas dan pasti akan berakhir dan tidak ada setelah itu kecuali kekekalan. Maka jadikanlah kekekalan kalian adalah di surga insya Allah. Ketahuilah kalian, sesungguhnya maharnya surga adalah iman dan amal saleh, bukan angan-angan yang batil yang tidak pernah terwujudkan. Dan ingatlah sabda Rasulullah saw.:
Apabila seroang wanita shalat lima waktu dan puasa ramadhan dan menjaga kesuciannya serta mentaati suaminya dikatakanlah kepadanya masuklah kedalam surga darimana saja yang anda inginkan. (Shahihul Jami' li al-Albani, 660).
Dan tinggalkanlah sejauh-jauhnya penyeru-penyeru fitnah dan penghina kaum wanita yang menginginkan kerusakan kalian dan ingin menanggalkan rasa malu dari kalian serta memalingkan kalian dari memperoleh kenikmatan surga. Dan janganlah kalian tertipu dengan ungkapan-ungkapan dan olesan bibir-bibir mereka yang mengajak pada kesetaraan gender. Karena sesungguhnya mereka itu adalah orang-orang yang digambarkan oleh Allah SWT dalam firmanNya:
Mereka ingin supaya kamu menjadi kafir sebagaimana mereka telah menjadi kafir, lalu kamu menjadi sama (dengan mereka)… (QS. Al-Nisa':89


Oleh karena itu kita sebagai wanita harus bisa menjaga AKHLAQUL KARIMAH agar terhindar dari NERAKA bisa menjadi penghuni SURGA