Popular Posts
-
Wahai manusia: janganlah kau berlari-lari di atas ku, karena tempat kembalimu adalah di dalam perutku. janganlah kau melakukan maksiat d...
-
BRISBANE : Tujuh warga negara Indonesia ditangkap pihak kepolisian Victoria , Australia, dengan tuduhan memalsukan identitas diri dan dicuri...
-
AS diprediksi akan musnah akibat ombak besar bernama "mega-tsunami" yang bakal melanda Afrika termasuk Inggris dan Amerika Serikat...
-
Sepertinya kasus "Dewa" pada acara show Eklusif "Laskar Cinta" di Trans TV minggu 10 April 2005 pukul 20.00 - 22.00 WIB ...
-
Hiasan kehidupan bagi manusia yang dapat bermanfaat baginya di dunia dan di akhirat. Sayidina Abu Bakar as-Siddiq mengemukakan, ada tujuh...
-
Suatu hari, Imam Al Ghozali berkumpul dengan murid-muridnya. Lalu Imam Al Ghozali bertanya, pertama ,"Apa yang paling dekat dengan diri...
-
Dalam kisah Isra' dan Mi'raj, dunia secara simbolik digambarkan seperti wanita lanjut usia (lansia). Tapi, meski sudah lansia, ia te...
-
Meski Islam terus ditekan, warga Jerman yang memeluk AGAMA ISLAM terus meningkat secara tajam beberapa tahun lalu ini, tulis koran JERMAN ...
-
Sholat yuk bagi yang merasa laki-laki dan beriman kepada ALLAH SWT , sholat Jumat HUKUM NYA WAJIB !!!!!!.... Jadi yuk kita sholat semata- m...
-
Umar ibnul Khathab r.a. berkata : Orang yang berdzikir kepada Allah pada bulan Ramadhan akan diampuni dosa-dosanya, dan yang memohon kepa...
Monday
..:: TELAGA HATI ::..
Suatu hari seorang tua bijak didatangi seorang pemuda yang sedang dirundung masalah. tanpa membuang waktu pemuda itu langsung menceritakan semua masalahnya. pak tua bijak hanya mendengarkan dengan seksama, lalu ia mengambil segenggam serbuk pahit dan meminta anak muda itu untuk mengambil segelas air. Ditaburkannya serbuk pahit itu ke dalam gelas, lalu diaduknya perlahan coba kau minum ini dan katakan bagaimana rasanya, ujar pak tua.
PAHIT sekali , jawab pemuda itu sambil membuang ludah ke samping. pak tua itu tersenyum, lalu mengajak tamunya ini untuk berjalan ke tepi telaga belakang rumahnya. Kedua orang itu berjalan berdampingan dan akhirnya sampai ke tepi telaga yg tenang itu. sesampai disana pak tua itu kembali menaburkan serbuk pahit ke telaga itu, dan dengan sepotong kayu ia mengaduknya, sekarang coba ambil air dari telaga ini dan minumlah, saat si pemuda meneguk air itu, pak tua kembali bertanya lagi kepadanya, Bagaimana rasanya SEGAR , sahut si pemuda.
Apakah kamu merasakan pahit di dalam air itu ? tanya pak tua. Tidak, sahut pemuda itu.pak tua tertawa sambil berkata: Anak muda, dengarkan baik-baik. pahitnya kehidupan, adalah layaknya segenggam serbuk pahit ini, tak lebih tak kurang. Jumlah dan rasa pahitnya pun sama dan memang akan tetap sama.
tetapi kepahitan yang kita rasakan sangat tergantung dari wadah yang kita miliki. Kepahitan itu akan didasarkan dari perasaan tempat kita meletakkannya. Jadi saat kau merasakan kepahitan dan kegagalan dalam hidup, hanya ada satu yg kau dapat lakukan, lapangkanlah dadamu menerima semuanya itu, luaskanlah hatimu untuk menampung setiap kepahitan itu, pak tua itu lalu kembali menasehatkan :
Hatimu adalah wadah itu, perasaanmu adalah tempat itu. Kalbumu adalah tempat kamu menampung segalanya. jadi jangan jadikan hatimu seperti gelas, tetapi buatlah laksana telaga yg mampu menampung setiap kepahitan itu, dan merubahnya menjadi kesegaran dan kedamaian. semoga kita semua dapat mengamil makna dari cerita diatas amin..
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
1 comment:
Post a Comment